
Beritamu.co.id – Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (03/9), IHSG ditutup naik 1.08%, tapi masih disertai dengan net sell asing sebesar Rp1.21 Triliun.
Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBCA, BRMS, ANTM, KLBF dan BREN.
Sementara itu, Indeks utama Wall Street mayoritas ditutup menguat pada perdagangan Rabu (3/9). Penguatan tersebut didorong rally saham teknologi, khususnya Alphabet, sementara kekhawatiran ekonomi dan kenaikan imbal hasil obligasi. Nasdaq Composite naik 1,03%, dan S&P 500 menguat 0,51%. Sedangkan, Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,05%. Kenaikan Nasdaq dan S&P 500 didorong kenaikan saham induk Google, Alphabet, yang melesat 9,1%. Penguatan terjadi setelah hakim federal AS memutuskan Google tetap dapat mempertahankan peramban Chrome, namun dilarang membuat kesepakatan eksklusif pencarian dan wajib berbagi data pencarian. Putusan ini dianggap menghindarkan Alphabet dari skenario terburuk dalam kasus antitrust. Keputusan tersebut juga membawa kabar baik bagi Apple. Perusahaan tetap bisa memuat Google Search sebagai mesin pencarian bawaan di iPhone, sebuah kerja sama yang sangat menguntungkan. Saham Apple pun naik 3,8%. Selain itu, data terbaru menunjukkan jumlah lowongan kerja di AS turun ke level terendah sejak pandemi Covid-19, meningkatkan fokus pada laporan tenaga kerja Agustus yang akan dirilis Jumat (5/9). Kekhawatiran pasar juga disebabkan kenaikan imbal hasil obligasi menyusul keputusan pengadilan banding pekan lalu yang menyatakan banyak tarif impor global Presiden AS Donald Trump ilegal. Keputusan ini berpotensi memaksa pemerintah AS mengembalikan miliaran dolar hasil pungutan bea impor.
Di sisi lain, Pasar saham Asia-Pasifik mayoritas melemah pada perdagangan Rabu (3/9), mengikuti jejak pelemahan Wall Street. Investor masih mencermati kenaikan imbal hasil obligasi global serta perkembangan terbaru di sektor perdagangan. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 1,82%, setelah rilis data PDB 2Q25. Biro Statistik Australia mencatat produk PDB riil naik 0,6% QoQ, melampaui konsensus sebesar 0,5%. Pertumbuhan 1Q25 tercatat 0,3%. YoY, ekonomi Australia tumbuh 1,8% dibandingkan 1,4% pada kuartal sebelumnya. Di Jepang, Nikkei 225 melemah 0,88% dan Topix terkoreksi 1,07%. Sedangkan di Korea Selatan, Kospi menguat 0,38%, dan Kosdaq naik 0,35%. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong turun 0,60% dan Shanghai Composite melemah 1,16%. Perhatian investor juga tertuju ke China, di mana Presiden Xi Jinping dijadwalkan berpidato dalam parade militer untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Acara tersebut dihadiri 26 pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, dalam riset Kamis (04/9), Fanny Suherman, CFP®? selaku Head of Retail Research BNI Sekuritas menyebutkan, “IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan terbatas ke 7900, tapi rentan koreksi setelah itu jelang libur panjang. Diperkirakan Support IHSG: 7850-7870 dan Resist IHSG: 7900-7950.”
Selanjutnya disebutkan beberapa saham yang bisa menjadi Trading Idea hari ini, yaitu: WEGE, BUMI, BSBK, INDY, SCMA, dan TOBA.
Berikut ini rekomendasi trading sahamnya;
WEGE, Buy if Break 85, dengan target dekat di 100-110. Cutloss di bawah 79.
BUMI, Spec Buy dengan area beli di 112-113, cutloss di bawah 110. Target dekat di 115-119.
BSBK, Spec Buy dengan area beli di 76-79, cutloss di bawah 75. Target dekat di 82-87.
INDY, Spec Buy dengan area beli di 1660, cutloss di bawah 1630. Target dekat di 1710-1760.
SCMA, Spec Buy dengan area beli di 328-332, cutloss di bawah 326. Target dekat di 338-340.
TOBA, Spec Buy dengan area beli di 1255, cutloss di bawah 1240. Target dekat di 1275-1285.
*Disclaimer On
https://pasardana.id/news/2025/9/4/analis-market-0492025-ihsg-berpotensi-melanjutkan-kenaikan-terbatas/