Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (29/08), IHSG ditutup melemah –
121,59 poin (-1,53%) ke level 7.830,49.
Pelemahan IHSG disebabkan
tertekannya saham-saham berkapitalisasi besar, seperti BBCA (-
3,00%), BBRI (-2,17%), BREN (-2,96%), TLKM (-1,57%), & TPIA (-2,37%).
Kemudian, meluasnya aksi demo disejumlah wilayah Indonesia
menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar, sehingga membuat Rupiah
terdepresiasi sebesar 0,64% terhadap dollar AS menjadi Rp16.461.
Dari
eksternal, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller memberikan
sinyal dukungan untuk memulai pemotongan suku bunga bulan
September.
Sebagai catatan, sepanjang pekan lalu IHSG tercatat
melemah -0,36% dengan net foreign buy sebesar Rp3,04 triliun.
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup melemah, seperti
DJIA (-0,20%), S&P 500 (-0,64%), & Nasdaq (-1,15%).
Pelemahan
tersebut disebabkan tanda-tanda inflasi yang terus berlanjut di
ekonomi AS.
PCE inti AS, ukuran inflasi favorit Federal Reserve, naik
2,9% dibanding tahun sebelumnya pada bulan Juli, sesuai dengan
ekspektasi tetapi mencatat kenaikan tercepat sejak Februari.
Saham
teknologi dan kecerdasan buatan (AI) menjadi penekan pasar, dengan
Nvidia turun -3,4% dan Dell (-9,5%) karena persaingan dan biaya yang
lebih tinggi untuk produk AI.
Alibaba melonjak hingga 13% berkat hasil
bisnis cloud computing yang kuat, sedangkan Caterpillar dan Marvell
turun karena kekhawatiran terkait tarif dan pendapatan.
Sebagai
catatan, sepekan terakhir DJIA (-0,19%), S&P 500 (-0,10%), & Nasdaq (-
0,19%).
“Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan
seiring ketidakpastian kondisi Nasional akibat adanya demo disejumlah
wilayah,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (01/9).
https://pasardana.id/news/2025/9/1/analis-market-0192025-ihsg-diperkirakan-cenderung-tertekan/
