Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (21/8/2025): Bullish!

ANALIS MARKET (21/8/2025): Bullish!

0
0

Beritamu.co.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Wall Street kembali melemah pada perdagangan Rabu (20/8/25), dipimpin oleh sektor Teknologi.

S&P 500 turun 0,2% dan Nasdaq Composite turun 0,7%, memperpanjang pelemahan hari sebelumnya, sementara Dow Jones naik tipis 0,04%. Saham-saham megacap seperti Apple, Amazon, Meta, dan Alphabet semuanya melemah lebih dari 1%.

Nvidia sempat turun 3,5% tetapi ditutup datar, dengan laporan keuangan kuartalan 27 Agustus menjadi fokus penting.

 Estee Lauder anjlok setelah memangkas proyeksi pendapatan tahunannya, sementara Target turun setelah menunjuk CEO baru Michael Fiddelke di tengah tantangan penjualan.

Di sisi lain, Lowe’s, TJX Companies, dan Analog Devices menguat berkat laporan pendapatan yang melampaui ekspektasi.

SENTIMEN PASAR: Sentimen pasar global tertekan oleh kombinasi faktor-faktor: valuasi saham teknologi yang dianggap terlalu tinggi, aksi ambil untung setelah reli Agustus, dan meningkatnya kekhawatiran atas intervensi Presiden Donald Trump di sektor swasta dan independensi kebijakan moneter. Trump mendesak Gubernur The Fed Lisa Cook untuk mengundurkan diri atas dugaan penipuan hipotek, sebuah langkah yang dipandang sebagai upaya untuk memperkuat pengaruhnya terhadap The Fed agar lebih pro-pemotongan suku bunga. Di saat yang sama, pemerintah AS sedang meninjau akuisisi kepemilikan di Intel, Samsung, dan bahkan TSMC, setelah sebelumnya menandatangani perjanjian bagi hasil dengan Nvidia dan AMD. Kekhawatiran akan gelembung saham AI semakin diperkuat oleh peringatan dari CEO OpenAI Sam Altman dan sebuah studi MIT yang menunjukkan banyak perusahaan gagal mengubah investasi AI menjadi keuntungan nyata. Investor kini fokus pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole, yang diharapkan memberikan sinyal yang jelas mengenai prospek pemangkasan suku bunga, dengan pasar saat ini memproyeksikan peluang 85% untuk pemangkasan sebesar 25 bps pada bulan September dan 25 bps lagi sebelum akhir tahun. Selain itu, tarif baru Trump tetap menjadi risiko utama yang dapat menekan ekspor Jepang, ekonomi India, dan memicu kembali inflasi global, sehingga menjadi pertimbangan bagi The Fed untuk tidak terburu-buru dalam melonggarkan kebijakan.

PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Risalah rapat The Fed bulan Juli menunjukkan sebagian besar pembuat kebijakan mendukung mempertahankan suku bunga di 4,25%–4,50%, meskipun ada dua yang tidak setuju. Powell kemungkinan akan memberi sinyal kebijakan ke depan pada hari Jumat, di tengah data ketenagakerjaan dan inflasi AS yang mulai melemah. Imbal hasil Treasury 10-tahun stabil di 3,29% dan imbal hasil 2-tahun turun menjadi 3,74%. Sejarah menunjukkan pidato Powell di Jackson Hole cenderung mendorong imbal hasil naik rata-rata 21 bps di bulan berikutnya. Dolar AS sedikit melemah, sementara pound sterling menguat setelah inflasi Inggris bulan Juli naik 3,8% YoY, tertinggi sejak Januari 2024. Namun, imbal hasil obligasi pemerintah Inggris 10-tahun (gilt) turun 7 bps menjadi 4,68%. Riksbank Swedia mempertahankan suku bunga, sementara RBNZ memangkas suku bunga ke level terendah dalam tiga tahun, mendorong dolar Selandia Baru melemah lebih dari 1%.

PASAR EROPA & ASIA: Pasar Eropa bergerak beragam: DAX Jerman turun 0,7%, CAC 40 Prancis melemah 0,1%, sementara FTSE 100 Inggris melonjak 1,1% ke rekor tertinggi yang didukung oleh sektor konsumen dan kesehatan. STOXX 600 Eropa naik 0,25%. Inflasi zona euro tetap stabil di 2% YoY, sejalan dengan target ECB. Ithaca Energy melaporkan lonjakan laba semester pertama dan menaikkan proyeksi tahun 2025 berkat produksi dan arus kas yang lebih tinggi. Sebaliknya, Alcon memangkas proyeksi penjualan tahun 2025 karena dampak tarif AS, dan FLSmidth melaporkan penurunan pendapatan yang signifikan.

Baca Juga :  ANALIS MARKET (05/9/2024) : IHSG Diperkirakan Bergerak Sideways dengan Kecenderungan Menguat

-Pasar Asia melemah, dipimpin oleh sektor teknologi. Nikkei 225 Jepang turun 1,5% dan TOPIX 0,6%, sementara KOSPI Korea Selatan turun 1,8% ke level terendah dalam 1,5 bulan. SoftBank anjlok lebih dari 8%, SK Hynix turun 3,8%, dan TSMC Taiwan merosot 3,8%. Jepang mencatat defisit perdagangan yang tidak terduga pada bulan Juli karena ekspor ke AS dan Tiongkok melemah akibat tarif yang tinggi. Sebaliknya, CSI 300 Tiongkok dan Shanghai Composite naik 0,4% berkat rotasi ke sektor non-teknologi, sementara Hang Seng turun 0,3%. ASX 200 Australia naik 0,5% mendekati rekor tertinggi. Di Hong Kong, Xiaomi hanya merosot 0,3% setelah pendapatan Q2 yang kuat, sementara Baidu, China Resources Power, dan AIA melemah menjelang rilis pendapatan. Nifty 50 India stagnan setelah reli sebelumnya tetapi menghadapi risiko besar dari tarif AS 50% atas ekspornya dan tekanan pada impor minyak Rusia. Indeks Straits Times Singapura naik 0,3%. Kebijakan fiskal Tiongkok tetap fokus pada stimulus, sementara PBOC mempertahankan suku bunga acuannya.

KOMODITAS: Harga minyak rebound, Brent naik 1,6% menjadi US$66,85/barel dan WTI naik 1,7% menjadi US$62,81/barel, didorong oleh penurunan persediaan minyak AS yang lebih besar dari perkiraan. Namun demikian, harga tetap rentan turun jika kesepakatan damai Rusia-Ukraina terwujud, yang dapat melonggarkan sanksi dan meningkatkan pasokan global. Emas naik 1% menjadi US$3.348,70/oz karena permintaan terhadap aset safe haven.

AGENDA EKONOMI HARI INI:

-PMI Agustus (flash) Australia, Jepang, India, Inggris, dan zona euro

-Inflasi produsen Juli Korea & Kanada

-Keuangan publik Inggris Juli

-Klaim pengangguran mingguan AS

-Indeks bisnis Philadelphia Fed (Agustus)

-PMI AS (Agustus)

-Lelang TIPS 30 tahun senilai US$8 miliar

-Laba AS: Walmart (NYSE: WMT)

-Pidato Presiden Atlanta Fed Raphael Bostic

INDONESIA: Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 5%, berbeda dengan konsensus Bloomberg yang memperkirakan suku bunga akan tetap di 5,25%. Keputusan ini diumumkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo setelah Rapat Dewan Gubernur bulanan pada 19-20 Agustus 2025, sejalan dengan proyeksi inflasi yang rendah untuk tahun 2025-2026 dalam target 2,5%. Sepanjang tahun 2025, BI telah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali, sehingga mencapai level terendah sejak Februari 2021. Hanya 18% analis yang memperkirakan pemangkasan ini, sementara sebagian besar berpendapat BI akan mempertahankan suku bunga untuk menstabilkan rupiah di tengah tekanan tarif AS. Ini adalah kedua kalinya berturut-turut keputusan BI berbeda dari konsensus pasar.

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN: IHSG menguat 80,88 poin / +1,03% ke level 7.943,83 ketika konsolidasi belum mencapai Support pertamanya, yaitu menutup GAP di 7.800, apalagi MA10 yang berada di 7.750. Kenaikan tersebut ditopang oleh net buy asing senilai Rp766,54 miliar dengan porsi terbesar pada saham-saham bank besar (BMRI, BBRI) serta saham-saham bluechip berkapitalisasi besar sebagai penggerak indeks.

“Kami menyarankan investor/trader untuk memperhatikan level psikologis 8.000 – 8.017 sebagai Resistance berikutnya yang perlu ditembus dengan solid, agar IHSG dapat melaju lebih tinggi menuju 8.300 – 8.350 sebagai Resistance dari channel Uptrend yang sedang berjalan,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Kamis (21/8).


https://pasardana.id/news/2025/8/21/analis-market-2182025-bullish/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here