Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (13/8/2025): Demand terhadap SBN Berdenominasi Rupiah Diproyeksi Relatif Stabil

ANALIS MARKET (13/8/2025): Demand terhadap SBN Berdenominasi Rupiah Diproyeksi Relatif Stabil

3
0

Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat pada perdaganan kemarin.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 2 bp menjadi 5,90%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 2 bp menjadi 6,40%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun tipis sebesar 1bp menjadi 6,43%.

Level yield curve 10-tahun masih berada di dalam weekly estimated range di kisaran 6,37-6,56%.

Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp41,1 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp27,8 triliun.

FR0106 dan FR0108 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp7,3 triliun dan Rp6,7 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,6 triliun.

Data DJPPR menunjukkan total incoming bid pada lelang SUN kemarin mencapai Rp162,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan lelang SUN sebelumnya tanggal 29 Juli lalu yang mencapai Rp106,5 triliun.

Dari kedelapan seri yang ditawarkan, Pemerintah menetapkan total amount awarded sebesar Rp32 triliun, lebih tinggi dibandingkan target indikatif Rp27 triliun.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,06%, bergerak dari level Rp16.280/US$ di hari Senin menjadi Rp16.290/US$ kemarin.

Dari eksternal, US Bureau of Labor Statistics (BLS) melaporkan bahwa Consumer Price Index bulan Juli tumbuh 0,2%, melambat dari 0,3% pada Juni, dengan laju inflasi tahunan tetap di 2,7% (yoy).

Baca Juga :  Indeks Nikkei Naik 0,38 Persen

Kenaikan bulanan terutama didorong oleh shelter index yang naik 0,2%, sementara food index tidak berubah dan energy index turun 1,1% akibat penurunan gasoline index sebesar 2,2%.

All items less food and energy (core inflation) tumbuh 0,3% (vs 0,2% di Juni), didorong oleh kenaikan pada medical care, airline fares, recreation, household furnishings, serta used cars and trucks, sedangkan lodging away from home dan communication melemah.

Secara tahunan, laju core inflation tercatat sebesar 3,1% yoy.

Realisasi inflasi sejalan atau sedikit di atas ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Reuters, yang memperkirakan inflasi headline di 2,7% dan inflasi core di 3,0%.

Per penulisan report ini, CME FedWatch Tools menunjukkan ekspektasi para pelaku pasar bahwa the Fed akan melakukan pemangkasan FFR sebesar 25bp pada FOMC Meeting tanggal 16-17 September mendatang.

Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung mixed.

Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun bertahan di level 3,83%, sementara yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 2bp dari hari sebelumnya menjadi 4,29%.

Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun tipis sebesar 1bp menjadi 73bp.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah akan relatif stabil. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0065, FR0045, FR0074, FR0075,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Rabu (13/8).


https://pasardana.id/news/2025/8/13/analis-market-1382025-demand-terhadap-sbn-berdenominasi-rupiah-diproyeksi-relatif-stabil/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here