Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (31/7/2025): Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga SBN Berdenominasi Rupiah

ANALIS MARKET (31/7/2025): Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga SBN Berdenominasi Rupiah

1
0

Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) cenderung menguat pada sesi perdagangan kemarin.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 2 bps menjadi 6,09%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) tidak bergerak di level 6,54%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) bertahan di 6,56%.

Level yield curve 10-tahun masih berada di dalam weekly estimated range di kisaran 6,45 – 6,58%.

Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp27,4 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp31,4 triliun.

FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp3,8 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp5,9 triliun.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat tipis sebesar 0,02%, bergerak dari level Rp16.409/US$ di hari Selasa menjadi Rp16.405/US$ kemarin.

Dari eksternal, Produk Domestik Bruto (PDB) riil AS meningkat sebesar 3,0% (annualized) pada kuartal II 2025 (April–Juni), berdasarkan estimasi awal dari US Buraeu of Economic Analysis (BEA).

Sebelumnya, PDB riil mengalami kontraksi sebesar 0,5% pada kuartal I.

Dibandingkan kuartal sebelumnya, pemulihan PDB ini utamanya mencerminkan penurunan impor yang tajam dan percepatan konsumsi rumah tangga, meskipun diimbangi oleh perlambatan dalam investasi.

Pada FOMC Meeting bulan Juli 2025, Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (federal funds rate) pada kisaran 4,25%–4,50%, kali kelima berturut-turut tanpa perubahan.

Baca Juga :  Pemodal BUKA Restui Perubahan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

The Fed menyoroti pertumbuhan ekonomi selama 1H25 yang tumbuh sebesar 1,2%, lebih lambat dibandingkan 2,5% tahun lalu.

The Fed menilai pertumbuhan ekonomi saat ini sudah moderat dibandingkan sebelumnya.

The Fed mencatat bahwa kondisi pasar tenaga kerja tetap solid, dengan rata-rata pertambahan pekerjaan sebesar 150 ribu per bulan dan tingkat pengangguran yang bertahan rendah di level 4,1%.

Sementara itu, inflasi masih melebihi target 2% the Fed.

Terkait prospek pemangkasan suku bunga, Chairman Powell menegaskan pendekatan kebijakan yang data-dependent.

Chairman Powell menyatakan belum ada keputusan untuk pemangkasan suku bunga pada pertemuan berikutnya dan keputusan tersebut akan sangat bergantung pada data ekonomi terbaru, outlook, dan keseimbangan risiko.

Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif bagi pasar obligasi, terlihat dari peningkatan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.

Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 6bp menjadi 3,96%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,38%.

Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 2bp menjadi 73bp.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat potensi peningkatan volatilitas harga untuk instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0084, FR0042, FR0087, FR0058, FR0100,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (31/7).


https://pasardana.id/news/2025/7/31/analis-market-3172025-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-sbn-berdenominasi-rupiah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here