
Beritamu.co.id – Kebijakan tarif dagang yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) dari yang awalnya 32 persen dan setelah melewati tahapan negosiasi akhirnya turun menjadi 19 persen, diharapkan dapat memberikan angin segar bagi industri padat karya dalam negeri.
Menteri Keuangan (menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konfrensi pers KSSK, di Jakarta, Senin (28/7) menyebut, keberhasilan negosiasi tarif resiprokal AS untuk Indonesia menjadi 19 persen tersebut diperkirakan akan mendorong kinerja sektor padat karya.
Tak hanya itu, Menkeu juga mengungkap kalau Indonesia mendapat manfaat dari pembebasan tarif untuk produk asal AS.
“Tarif nol persen untuk produk AS diperkirakan menurunkan harga produk migas dan pangan di Indonesia,” ujar Sri Mulyani.
Artinya, harga BBM dan bahan pangan impor bisa menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat. Namun, pemerintah juga tidak menutup mata terhadap potensi dampak lanjutannya.
Beberapa negara berkembang sudah mengalami perlambatan ekonomi karena ekspor ke AS menurun. Sektor manufaktur juga mulai terasa tertekan.
“Risiko rambatan tetap perlu dicermati, seperti kontraksi sektor manufaktur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) sebesar 46,9 pada Juni 2025,” sebut Sri Mulyani.
Karena itu, pemerintah menilai kebijakan yang tepat waktu dan fleksibel penting untuk menjaga daya saing Indonesia.
Untuk itulah pemerintah berkomitmen mempercepat deregulasi dan memberi insentif bagi investor agar industri tetap bergeliat. Langkah ini juga bagian dari upaya jangka panjang membangun ketahanan industri dalam negeri di tengah ketidakpastian global.
https://pasardana.id/news/2025/7/29/industri-padat-karya-bisa-diuntungkan-dengan-tarif-dagang-19-persen-as/