
Beritamu.co.id – Ipsos, perusahaan riset pasar terkemuka dunia, merilis laporan bertajuk “Global Attitudes to President Trump’s Economic Policies”, yang menyoroti pandangan masyarakat di 29 negara terhadap dampak kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Hasil survei menunjukkan, bahwa mayoritas responden global (61%) menilai kebijakan tersebut akan memberikan dampak negatif terhadap perekonomian dunia.
Lebih rinci, masyarakat di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, menunjukkan sikap yang relatif hati-hati terhadap kebijakan ekonomi Presiden Trump.
Di Indonesia, 63% responden percaya bahwa kebijakan ini akan berdampak negatif terhadap ekonomi global.
Sikap serupa terlihat di negara-negara tetangga seperti Thailand (55%), Malaysia (58%), serta Singapura dan Jepang (masing-masing 68%).
Secara global, 61% responden menyatakan pandangan yang sama.
Secara keseluruhan, 58% responden global menilai bahwa kebijakan Trump akan membawa dampak negatif terhadap ekonomi negara mereka sendiri.
Di Asia Pasifik, tingkat kekhawatiran ini bervariasi. Jepang mencatat angka tertinggi dengan 69% responden menyatakan kekhawatiran terhadap dampak negatif kebijakan Trump terhadap ekonomi domestik.
Disusul oleh beberapa negara di Asia seperti; Singapura (64%), Indonesia (59%), Thailand (55%), dan Malaysia (49%).
Sementara itu, India menunjukkan tingkat kekhawatiran paling rendah di kawasan ini dengan hanya 25% responden menyatakan hal serupa.
Beberapa negara lainnya juga menunjukkan tingkat kekhawatiran yang tinggi, seperti Korea Selatan (79%), Kanada (75%), dan Jerman (71%)—menandakan bahwa persepsi negatif terhadap kebijakan ekonomi Trump tidak terbatas hanya pada negara tertentu saja, tetapi juga dirasakan luas oleh negara-negara maju maupun berkembang.
Dampak Terhadap Keuangan Pribadi dan Hubungan Bilateral
Selanjutnya, survei juga menyebutkan, sebanyak 41% responden global menyatakan kekhawatiran bahwa kebijakan ekonomi Presiden Trump akan berdampak buruk terhadap kondisi keuangan pribadi mereka.
Di Indonesia, kekhawatiran ini bahkan lebih tinggi, yakni mencapai 43%, melampaui sejumlah negara tetangga seperti Thailand (39%) dan Malaysia (37%).
Sementara itu, separuh responden Indonesia (50%) menilai kebijakan Trump berpotensi memperburuk hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Meski demikian, angkanya masih lebih rendah dibandingkan rata-rata global sebesar 54%.
Menariknya, 27% responden Indonesia justru melihat adanya kemungkinan dampak positif terhadap hubungan bilateral kedua negara sebagai hasil dari kebijakan ekonomi tersebut.
Negara dengan tingkat kekhawatiran tertinggi terhadap hubungan bilateral mereka dengan AS adalah Kanada (81%), disusul Korea Selatan (73%), Jerman (72%), dan Prancis (69%).
Menanggapi temuan ini, dalam siaran pers Selasa (08/7), Hansal Savla selaku Managing Director Ipsos Indonesia menyebutkan, “Menghadapi kebijakan ekonomi Presiden Trump, Indonesia berada di persimpangan jalan. Dengan 3 dari 5 warga Indonesia menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak ekonomi global, terdapat kebutuhan yang mendesak bagi pelaku usaha untuk melakukan adaptasi strategis di pasar yang dinamis ini. Warga Indonesia juga khawatir bahwa kebijakan ini akan berdampak pada kondisi keuangan pribadi mereka, sehingga mendorong pelaku usaha untuk berinovasi, memberikan nilai yang lebih baik, dan menjalin keterlibatan yang lebih bermakna dengan konsumen.”
Diketahui, Survei ini dilakukan oleh Ipsos melalui platform Global Advisor dan IndiaBus, melibatkan 22.734 responden berusia 18–74 tahun dari 29 negara, termasuk Indonesia, selama periode 25 April hingga 9 Mei 2025.
Di Indonesia, survei dilakukan secara daring terhadap populasi urban yang mewakili segmen masyarakat yang lebih terhubung, berpendidikan, dan aktif secara ekonomi.
https://pasardana.id/news/2025/7/8/riset-3-dari-5-warga-indonesia-khawatir-ekonomi-global-terguncang-akibat-kebijakan-trump/