Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (25/6/2025): Ada Potensi Meningkatnya Demand Terhadap SBN Berdenominasi Rupiah

ANALIS MARKET (25/6/2025): Ada Potensi Meningkatnya Demand Terhadap SBN Berdenominasi Rupiah

2
0

Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada sesi perdagangan kemarin.  

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 15 basis poin ke level 6,33%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 10 bp ke level 6,70%.  

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 6 bp ke level 6,76%.  

Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,67%-6,87%. 

Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp34,3 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp24,5 triliun.  

FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp7,9 triliun dan Rp6,5 triliun.  

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp4,7 triliun. 

Data DJPPR menunjukkan total incoming bid pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) kemarin mencapai Rp39,7 triliun, lebih tinggi dibandingkan lelang SBSN sebelumnya tanggal 10 Juni yang mencapai Rp36,9 triliun.  

Dari ketujuh seri yang ditawarkan, Pemerintah menetapkan total amount awarded sebesar Rp12 triliun, di atas target indikatif sebesar Rp8 triliun. 

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,84%, bergerak dari level Rp16.492/US$ di hari Senin menjadi Rp16.354/US$ kemarin.  

Dari eksternal, Tensi geopolitik di Timur Tengah sedikit mereda setelah tercapainya gencatan senjata antara Iran dan Israel.  

Baca Juga :  Pesan Presiden Buat PPATK : Jangan Rugikan Nasabah

Harga minyak melanjutkan penurunan pasca mendinginnya situasi konflik. 

Pada rapat dengan Kongres AS, Chairman Federal Reserve, Jerome Powell menyatakan bahwa the Fed tidak dalam kondisi harus segera memangkas suku bunga.  

Chairman Powell menilai kondisi ekonomi dan pasar tenaga kerja masih cukup baik.  

The Fed belum melanjutkan pemangkasan untuk mengantisipasi meningkatnya laju inflasi di tahun ini.  

Kebijakan tarif pemerintahan Trump diperkirakan akan berdampak terhadap peningkatan laju inflasi.  

Indikator global menunjukkan sinyal yang cenderung positif bagi pasar obligasi, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.  

Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 5bp menjadi 3,86%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 4bp menjadi 4,30%.  

Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia turun sebesar 5bp menjadi 78bp.  

Dalam tujuh hari terakhir, CDS 5-tahun Indonesia bergerak di rentang 76bp hingga 83bp.  

Penurunan CDS mengindikasikan meredanya kekhawatiran investor, terutama akibat konflik Timur Tengah. 

Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi meningkatnya demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0099, FR0052, FR0096, FR0100,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Rabu (25/6). 


https://pasardana.id/news/2025/6/25/analis-market-2562025-ada-potensi-meningkatnya-demand-terhadap-sbn-berdenominasi-rupiah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here