
Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami pelemahan pada sesi perdagangan di awal pekan ini.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 7 basis poin ke level 6,48%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 5 bp ke level 6,80%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 6 bp ke level 6,82%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,67%-6,87%.
Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp24,5 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp23,1 triliun.
FR0104 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp6,9 triliun dan Rp5,9 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp5,0 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,58%, bergerak dari level Rp16.397/US$ di hari Jumat menjadi Rp16.492/US$ kemarin.
Dari eksternal, Federal Reserve Governor, Michelle Bowman menilai waktu untuk memangkas suku bunga semakin dekat.
Pendapat tersebut mempertimbangkan kekhawatiran akan risiko terkait pasar tenaga kerja.
Bowman menilai laju inflasi sudah menuju target 2% secara berkelanjutan dan memperkirakan dampak kebijakan perdagangan akan cenderung minimum.
Tensi geopolitik di Timur Tengah yang masih relatif tinggi diperkirakan masih akan menjadi kekhawatiran bagi para investor.
Indikator global menunjukkan demand untuk safe-haven yang cukup kuat, terlihat dari penurunan yield US Treasury (UST) dibandingkan levelnya hari Jumat lalu.
Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 5bp menjadi 3,91%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 4bp menjadi 4,34%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia masih bertahan di level 82bp.
Dalam tujuh hari terakhir, CDS 5-tahun Indonesia berada di kisaran 76bp hingga 82bp.
Peningkatan CDS mengindikasikan risk appetite investor cenderung mengalami penurunan, terutama akibat eskalasi tensi geopolitik di Timur Tengah.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi meningkatnya volatilitas harga instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0099, FR0101, FR0087, FR0074,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Selasa (24/6).
https://pasardana.id/news/2025/6/24/analis-market-2462025-ada-potensi-meningkatnya-volatilitas-harga-sbn-berdenominasi-rupiah/