Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (16/6/2025): Ada Potensi Meningkatnya Volatilitas Harga SBN Berdenominasi Rupiah

ANALIS MARKET (16/6/2025): Ada Potensi Meningkatnya Volatilitas Harga SBN Berdenominasi Rupiah

5
0

Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah pada sesi perdagangan di hari Jumat.  

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 4 basis poin ke level 6,31%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 5 bp ke level 6,72%.  

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 3 bp ke level 6,72%.  

Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp32,6 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp27,1 triliun.  

FR0105 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp8,3 triliun dan Rp4,2 triliun.  

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,3 triliun. 

Sedangkan data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,38%, bergerak dari level Rp16.243/US$ di hari Kamis menjadi Rp16.304/US$ di hari Jumat. 

Di sisi lain, Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan beli neto oleh investor asing sebesar Rp5,20 triliun berdasarkan data transaksi untuk periode 10 – 12 Juni 2025.

Flow tersebut terdiri dari beli neto sebesar Rp5,08 triliun di pasar SBN dan Rp0,83 triliun di pasar saham.  

Sementara itu, pasar SRBI mencatatkan jual neto sebesar Rp0,71 triliun.  

Berdasarkan data setelmen per 12 Juni 2025, selama tahun 2025 nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp47,54 triliun di pasar saham dan Rp21,82 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp53,91 triliun di pasar SBN. 

Dari eksternal, eskalasi tensi geopolitik kembali meningkat di Timur Tengah.

Israel melancarkan serangan udara dan drone ke wilayah Iran, yang dibalas dengan meluncurkan rudal balistik dan drone ke teritori Israel.  

Baca Juga :  Aksi CSR: WIKA Beton dan BEM UI Jalin Kolaborasi untuk Pendidikan

Harga minyak meningkat tajam seiring dengan kekhawatiran akan gangguan supply akibat konflik tersebut.  

Data Bloomberg menunjukkan harga minyak WTI pada hari Jumat ditutup meningkat 7,26% dari hari sebelumnya menjadi US$ 73,0/barel, atau 20,05% lebih tinggi dibandingkan levelnya di akhir Mei lalu.  

Serupa, harga minyak Brent juga ditutup menguat sebesar 7,02% menjadi US$ 74,2/barel atau 16,17% lebih tinggi dibandingkan level akhir Mei.  

Indikator global menunjukkan sentimen yang negatif, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.  

Peningkatan harga minyak dikhawatirkan akan meningkatkan laju inflasi AS, sehingga ruang Federal Reserve untuk memangkas suku bunga menjadi terbatas.  

Yield UST 5-tahun meningkat sebesar 5bp menjadi 4,02%, dan yield UST 10-tahun meningkat sebesar 5bp menjadi 4,41%.  

Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 3bp menjadi 77bp. 

Dalam tujuh hari terakhir, CDS 5-tahun Indonesia bergerak di kisaran 73bp hingga 78bp.  

Walau masih berada di level yang relatif rendah dibandingkan April dan Mei lalu, peningkatan CDS tersebut mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor akan kondisi global.  

Selain mencermati perkembangan tensi geopolitik di Timur Tengah, investor juga menanti hasil FOMC Meeting the Fed dan RDG BI yang akan diumumkan minggu ini.  

Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi meningkatnya volatilitas harga instrumen SBN berdenominasi Rupiah. BNI Sekuritas memperkirakan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 16 – 20 Juni di kisaran 6,63-6,84%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0099, FR0052, FR0065, FR0075, FR0106,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (16/6). 


https://pasardana.id/news/2025/6/16/analis-market-1662025-ada-potensi-meningkatnya-volatilitas-harga-sbn-berdenominasi-rupiah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here