
Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (21/05), IHSG ditutup menguat +47,86 poin (+0,67%) ke level 7.142,46.
Penguatan IHSG didorong oleh apresiasi nilai tukar rupiah dan respon positif pelaku pasar terhadap kebijakan BI.
Dari internal, BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi di level 5,5%.
Dari eksternal, Trump gagal meyakinkan para anggota Partai Republik untuk mendukung rancangan undang-undang pajaknya, sehingga menimbulkan keraguan terhadap stabilitas fiskal, menyusul penurunan peringkat kredit pemerintah AS oleh Moody’s baru-baru ini karena meningkatnya utang dan defisit yang melebar.
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup melemah seperti DJIA (-1,91%), S&P 500 (-1,61%), & Nasdaq (-1,41%).
Imbal hasil obligasi jangka panjang melonjak signifikan setelah lelang Treasury 20-tahun senilai $16 miliar yang dinilai lemah, dengan imbal hasil obligasi 30-tahun naik tajam ke sekitar 5,08%, level tertinggi sejak 2023.
Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap rancangan undang-undang pajak dan belanja di Washington yang berpotensi memperbesar defisit federal.
Di sisi korporasi, saham UnitedHealth turun tajam sebesar 5,7% setelah melaporkan strategi pembayaran panti jompo untuk mengurangi pemindahan pasien dari rumah sakit.
Sebaliknya, saham Alphabet naik 3% berkat pengumuman investasi baru di bidang kecerdasan buatan (AI).
Selain itu, investor juga memperhatikan pelemahan dolar AS dan dampak potensial dari pertemuan puncak G-7 yang sedang berlangsung, yang menambah ketidakpastian terhadap prospek pasar ke depan.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung mixed. Investor hari ini akan mencermati rilis data Neraca Pembayaran Indonesia Q1-2025,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Kamis (22/5).
https://pasardana.id/news/2025/5/22/analis-market-2252025-ihsg-diperkirakan-cenderung-mixed/