
Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 3 basis poin (bp) ke level 6,52%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 2 bp ke level 6,83%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) tidak bergerak di level 6,86%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6.82-7.02%.
Volume transaksi Surat Berharga Negara (SBN) secara outright tercatat sebesar Rp20,9 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp26,9 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp4,6 triliun dan Rp3,9 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,7 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,21%, bergerak dari level Rp16.536/US$ pada hari Rabu menjadi Rp16.502/US$ kemarin.
Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang negatif bagi pasar obligasi, terlihat dari peningkatan yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 13bp menjadi 4,00%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 11bp menjadi 4,37%.
Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sebesar 3bp menjadi 91bp, mengindikasikan improvement pada persepsi risiko para investor terhadap Indonesia.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0094, FR0099, FR0068, FR0103,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Jumat (09/5).
https://pasardana.id/news/2025/5/9/analis-market-0952025-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/