
Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, Harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat pada sesi perdagangan di hari Jumat.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 6 basis poin (bp) menjadi 6,59%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 3 bp ke level 6,91%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 3bp ke level 6,92%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp15,3 triliun di hari Jumat, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp17,1 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp2,6 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,6 triliun.
Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan beli neto oleh investor asing sebesar Rp2,36 triliun berdasarkan data transaksi untuk periode 21-24 April 2025.
Flow tersebut terdiri dari jual neto sebesar Rp1,33 triliun di pasar saham, jual neto sebesar Rp7,44 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan beli neto sebesar Rp11,13 triliun di pasar SBN.
Berdasarkan data setelmen per 24 April 2025, selama tahun 2025 nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp48,79 triliun di pasar saham, beli neto Rp18,50 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp12,64 triliun di SRBI.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,25%, bergerak dari level Rp16.873/US$ pada hari Kamis menjadi Rp16.830/US$ di hari Jumat.
Dari eksternal, Indikator global per posisi Jumat menunjukkan sentimen yang positif bagi pasar obligasi, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.
Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 3bp menjadi 3,88%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 3bp menjadi 4,29%.
Sementara CDS 5-tahun Indonesia turun sebesar 4bp menjadi 96bp.
Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun dan CDS 5-tahun Indonesia masing-masing turun sebesar 5bp dan 12bp.
Sementara Rupiah mencatatkan apresiasi terhadap US$ sebesar 0,28% dibandingkan level minggu sebelumnya.
Sejalan dengan indikator-indikator tersebut, yield curve SUN 10-tahun mencatatkan penurunan mingguan sebesar 3bp menjadi 6,92%.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah. BNI Sekuritas memperkirakan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 28 April – 2 Mei di kisaran 6.86-7.07%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0094, FR0100, FR0103, FR0072,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (28/4).
https://pasardana.id/news/2025/4/28/analis-market-2842025-ada-potensi-peningkatan-demand-sbn-berdenominasi-rupiah/