Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (21/4/2025): Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi...

ANALIS MARKET (21/4/2025): Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

4
0

Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif pada sesi perdagangan hari Kamis.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 1 basis poin (bp) menjadi 6,78%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 2bp menjadi 6,91%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) bertahan di level 6,95%.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp14,3 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp21,6 triliun.

FR0103 dan PBS030 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp3,1 triliun dan Rp2,2 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp5,2 triliun.

Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan jual neto oleh investor asing sebesar Rp11,96 triliun berdasarkan data transaksi untuk periode 14-16 April 2025.

Flow tersebut terdiri dari jual neto sebesar Rp13,01 triliun di pasar saham, jual neto sebesar Rp2,24 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan beli neto sebesar Rp3,28 triliun di pasar SBN.

Berdasarkan data setelmen per 16 April 2025, selama tahun 2025 nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp36,86 triliun di pasar saham, beli neto Rp9,63 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp7,94 triliun di SRBI.

Baca Juga :  Menkomdigri Meutya Hafid Copot Jabatan Prabu Revolusi Dari Dirjen KPM

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah sempat menguat terhadap Dolar AS sebesar 0,02% dari penutupan Rabu menjadi Rp16.834/US$ pada hari Kamis.

Namun, Rupiah kembali melemah sebesar 0,26% menjadi Rp16.877/US$ di hari Jumat lalu.

Dari eksternal, Indikator global per posisi Kamis menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST) dibandingkan hari sebelumnya.

Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 3,95%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 5bp menjadi 4,34%.

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di level 108bp.

Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun dan CDS 5-tahun Indonesia masing-masing telah mencatatkan penurunan sebesar 14bp dan 4bp.

Di sisi lain, Rupiah masih melemah sebesar 0,48% terhadap US$ dibandingkan level minggu sebelumnya.

Pada periode yang sama, yield curve SUN 10-tahun masih mencatatkan penurunan mingguan sebesar 12bp ke level 6,95%.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Kami memperkirakan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 21-25 April di kisaran 6,85-7,13%. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0084, FR0094, FR0096, FR0068,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (21/4).


https://pasardana.id/news/2025/4/21/analis-market-2142025-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here