Beritamu.co.id – Indeks Kompas100 mengalami evaluasi mayor untuk periode efektif konstituen mulai 3 Februari hingga 31 Juli 2025. Beberapa saham yang terdepak dari Indeks Kompas100 adalah ABMM, BUKA, DOID, MAHA, MPMX, PTMP, SILO, SMSM, TBIG, ULTJ dan VKTR.
Adapun para penghuni baru di indeks ini adalah UNIQ, TOBA, SURI, RAJA, MIDI, LSIP, KPIG, INET, FILM, DEWA dan BDKR.
Dari sekian banyak perubahan ini, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (IDX:INET) menjadi satu-satunya pendatang baru dari sektor infrastruktur teknologi dan telekomunikasi dengan bobot 0,01% kepada indeks.
Masuknya INET ke Kompas100 bukan tanpa sebab. Secara fundamental, Sinergi Andalan mencatat kenaikan pendapatan bersih sebesar 18% pada kuartal ketiga tahun 2024 atau menjadi Rp23,28 Miliar dengan laba bersih melonjak 37%.
Sementara di sisi neraca, total aset perseroan tumbuh dari Rp223.91 miliar pada akhir tahun 2023 menjadi Rp231,5 miliar pada akhir kuartal ketiga 2024. Ekuitas perusahaan juga meningkat dari Rp214,5 miliar menjadi Rp216,6 miliar, mencerminkan fundamental keuangan yang kuat dan stabil.
Seperti diketahui, Indeks Kompas100 adalah suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Indeks Kompas100 secara resmi diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Jumat tanggal 10 Agustus 2007.
Saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas100 ini selain memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik.
Sebelumnya, Direktur Utama Sinergi Andalan Muhammad Arief menyatakan optimisme target pendapatan untuk Q4 2024 adalah sebesar Rp35,02 miliar dan untuk target laba bersih sebesar Rp2,5 miliar.
Adapun proyeksi pendapatan untuk tahun depan adalah sebesar Rp42,02 miliar, hal ini didukung oleh meningkatnya jumlah pelanggan Perseroan dan Entitas. Perseroan tetap optimis dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki, termasuk segmentasi pasar yang berbeda, seperti urban area dengan kebutuhan bandwidth tinggi, solusi korporasi, atau layanan berbasis teknologi 5G.
“Selain itu, Perseroan juga melihat peluang kolaborasi dengan penyedia layanan satelit untuk melengkapi jaringan yang sudah ada,” ujar Arif saat itu.
Perseroan memiliki strategi yaitu memperkuat positioning sebagai penyedia jasa infrastruktur telekomunikasi yang terkemuka dengan memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh mitra yang menggunakan jasa Perseroan. Dalam jangka panjang strategi ini diharapkan dapat terus mempertahankan eksistensi Perseroan dan juga terus meningkatkan kinerja keuangan Perseroan.
Strategi lain yang akan dijalankan Perseroan dalam meraih pangsa pasar yang lebih luas yaitu menambah point of presence (POP) karena hal ini sangat efektif dimana Perseroan akan menjadi solusi bagi para mitra yang membutuhkan koneksi internet berbasis fixed broadband di seluruh pelosok negeri.
Dengan meningkatkan skala ekonomi seperti itu, Perseroan akan mendapatkan citra yang positif dan semakin menambah kepercayaan dari para mitra yang menggunakan jasa Perseroan.
Adapun pemerintah melalui Kominfo mengungkapkan bahwa valuasi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$360 miliar pada tahun 2030. Proyeksi tersebut didukung oleh pertumbuhan pesat dalam sektor e-commerce, transportasi dan makanan, online travel, dan berbagai layanan digital lainnya.
Kecepatan internet di Indonesia masih tertinggal, terlihat dari posisi negara ini yang masih berada di urutan tiga terbawah di kawasan Asia Tenggara. Untuk mengatasi hal ini, Kominfo telah menyusun strategi pembangunan infrastruktur telekomunikasi dalam tiga tingkatan yaitu dari sisi tulang punggung (backbone), jaringan jaringan internet yang memadai di seluruh wilayah Indonesia, dan layanan bagi masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan konektivitas nasional, kami telah melakukan pembangunan backbone baik di darat maupun di laut. Hal ini sangat penting demi terwujudnya infrastruktur digital bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara merata.
https://pasardana.id/news/2025/1/23/inet-masuk-kompas100-ini-fundamental-dan-prospek-kinerja-sinergi-andalan-prima/