Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (14/10/2024) : IHSG Berpotensi Bergerak Melemah

ANALIS MARKET (14/10/2024) : IHSG Berpotensi Bergerak Melemah

6
0

Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average mencetak rekor penutupan tertinggi pada hari Jumat (11/10/2024), dengan dorongan besar dari sektor Keuangan setelah bank-bank besar melaporkan performa kuartal 3 yang kuat sementara data Inflasi terbaru di tingkat produsen memicu ekspektasi untuk penurunan suku bunga Federal Reserve AS pada bulan November. 

Dow Jones Industrial Average naik 409,74 poin, atau 0,97%, menjadi 42.863,86, S&P 500 naik 34,98 poin, atau 0,61%, menjadi 5.815,03 dan Nasdaq Composite naik 60,89 poin, atau 0,33%, menjadi 18.342,94. 

Ketiga indeks utama di atas membukukan kenaikan 5 minggu berturut turut, dengan DJIA mencatatkan kenaikan terbaiknya dalam 8 bulan.

MARKET SENTIMENT :
– Perusahaan keuangan besar memulai MUSIM LAPORAN KEUANGAN dengan JPMorgan Chase ditutup naik 4,4% setelah melaporkan laba kuartal ketiga yang lebih tinggi dari perkiraan serta dan menaikkan proyeksi pendapatan bunga tahunannya. Dengan laba di atas ekspektasi analis, saham Wells Fargo juga melonjak 5,6%. Saham BlackRock menguat 3,6% setelah mengumumkan bahwa asset yang dikelola telah mencapai rekor tertinggi untuk kuartal ketiga berturut-turut. Para manager portfolio melihat ketika sektor keuangan berkinerja baik, maka terciptalah kondisi soft landing. Ini adalah tanda keseluruhan yang positif bagi perekonomian dan  memberikan kesan menjanjikan bagi rilis laba di industri lain dalam beberapa minggu ke depan.

– Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan US PPI tidak berubah secara bulanan pada September, dibanding dengan kenaikan 0,1% yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei Reuters. Secara tahunan, indeks harga di tingkar produsen meningkat sebesar 1,8%, lebih rendah dari angka revisi naik sebesar 1,9% pada bulan Agustus, artinya Inflasi sudah pasti melambat. Data US PPI hari Jumat menyusul pembacaan US CPI hari Kamis, yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan, meskipun klaim pengangguran mingguan naik lebih dari yang diharapkan.

– Indeks sentimen konsumen untuk bulan Oktober dari UNIVERSITY OF MICHIGAN berada di angka 68,9, dibandingkan dengan estimasi analis sebesar 70,8. Dengan data minggu lalu di atas , para pedagang tetap bertaruh dengan probabilitas sekitar 88% bahwa THE FED akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada FOMC MEETING November, dan peluang 12% bahwa The Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah, menurut CME FedWatch.

MARKET EROPA & ASIA :

– ENGLAND GDP untuk bulan Aug berhasil tumbuh sesuai ekspektasi 0.2% mom , walau secara tahunan hanya berada di angka 1.0% yoy, tidak sekuat harapan 1.4% , walau masih bertumbuh 0.1% ketimbang bulan sebelumnya. Bisa jadi biang keladinya adalah Industrial & Manufacturing Production mereka yang beberapa dari mereka ternyata masih jeblok lebih rendah dari perkiraan walau laju penurunannya mulai melambat. Bicara ttg Inflasi, GERMAN CPI (Sept) melandai terus di bawah level Target ECB 2%, kali ini di bulan Sept berada pada angka 1.6% yoy sesuai prediksi (lebih rendah dari 1.9% di bulan sebelumnya).

– CHINA : pada hari Sabtu berjanji untuk menambah utang secara signifikan guna menghidupkan kembali ekonominya yang sedang lesu, tetapi membuat investor bertanya-tanya tentang besaran keseluruhan paket stimulus tersebut. YUAN CHINA menguat ke level 7,0669 / USD pada Jumat malam seiring pasar menantikan penjelasan lebih lanjut terkait paket stimulus mereka yang dibilang terbesar setelah Pandemi COVID. Menteri Keuangan Lan Fo’an mengatakan dalam konferensi pers bahwa pemerintah China akan membantu pemerintah daerah mengatasi masalah utang mereka, menawarkan subsidi kepada orang-orang dengan pendapatan rendah, mendukung pasar properti, dan mengisi kembali modal bank-bank negara, di antara langkah-langkah lainnya. Ketiadaan besaran angka yang jelas dipastikan akan membuat para investor kembali gelisah menantikan peta jalan kebijakan yang lebih jelas hingga pertemuan legislatif China berikutnya, yang tanggalnya juga belum diumumkan. Pasar Asia hari ini juga akan diisi oleh banyak indikator ekonomi dari China, salah satunya adalah Trade Balance serta perkembangan Ekspor – Impor mereka untuk bulan Sept, serta angka New Loans untuk bulan yang sama.

Baca Juga :  Utang USD600 Juta Akan Jatuh Tempo, PGEO Hanya Punya Kas Setara USD262,3 Juta

KOMODITAS :

– Harga MINYAK turun pada hari Jumat tetapi naik selama 2 minggu berturut-turut seiring para trader mempertimbangkan faktor kemungkinan gangguan pasokan di Timur Tengah dan dampak Badai Milton terhadap permintaan bahan bakar di Florida. Harga minyak mentah BRENT turun 0,45%, menjadi USD 79,04 / barel. EDT. Harga
minyak mentah US WTI tergerus 0,38%, ke level USD 75,56 / barel. .
– Harga EMAS naik di pasar Asia pada hari Jumat, seiring para investor mencerna Inflasi yang kuat di tingkat produsen AS , di satu sisi mengimbangi pembacaan yang
lemah di pasar tenaga kerja. Di antara logam industri, harga TEMBAGA naik tajam untuk mengantisipasi lebih banyak isyarat dari China tentang stimulus fiskal. Harga
logam secara keseluruhan didukung oleh melemahnya DOLLAR , yang turun dari level tertinggi 2 bulan di tengah pertaruhan Federal Reserve masih akan memangkas
suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat. Namun demikian , posisi Emas tetap jauh di bawah puncak tertinggi
mereka baru-baru ini. Harga spot Emas naik 1,4% menjadi USD 2.645,6 / ons, sementara futures untuk bulan Desember sama naiknya 1,4% menjadi USD 2.662,50 / ons.

IHSG terlihat masih kesulitan untuk naik kembali ke atas MA10 setelah beberapa kali percobaan , menjadikan level 7535 adalah Resistance terdekat saat ini untuk
menetralisir ancaman konsolidasi lebih lanjut ke arah 7450 lagi. 

Menyikapi kondisi tersebut, analis NH Korindo Sekuritas masih perlu ingatkan para investor / trader untuk mengambil lebih banyak sikap WAIT & SEE serta tak lupa untuk memasang Trailing Stop pada saham-saham portfolio Anda yang telah masuki wilayah Target / Resistance. 

Arus jual asing masih konsisten di mana hari Jumat pekan lalu diwarnai oleh outflow sebesar IDR 112.11 (RG market) . 

RUPIAH telah menguat ke level 15569 / USD namun itu lebih karena melemahnya Dollar akibat semakin feasible pemotongan Fed Fund Rate setelah sejumlah angka Inflasi AS dirilis.

“IHSG berpotensi bergerak melemah,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Senin (14/10).


https://pasardana.id/news/2024/10/14/analis-market-14102024-ihsg-berpotensi-bergerak-melemah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here