Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) naik sebesar 6 basis poin menjadi 6,20%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 4 basis poin menjadi 6,46%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik 2 basis poin menjadi 6,46%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range untuk minggu ini, yaitu di kisaran 6,36-6,56%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp20,7 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp24,3 triliun.
FR0097 dan PBS032 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp2,7 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,6 triliun.
Selain itu, data Bloomberg menunjukkan, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,42%, bergerak dari level Rp15.102/US$ di hari Rabu menjadi Rp15.165/US$.
Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang mixed.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun meningkat sebesar 3bp menjadi 3,55%, sementara yield curve UST 10-tahun bertahan di level 3,79%.
Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia mencatatkan penurunan sebesar 1bp menjadi 69bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0037, FR0042, FR0047, FR0085, FR0073, FR0054, FR0045, FR0050, FR0079,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Jumat (27/9).
https://pasardana.id/news/2024/9/27/analis-market-2792024-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/