Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks saham global sebagian besar melemah pada perdagangan hari Rabu (25/09/24), dipicu oleh sektor Energi yang melorot 1.9% diikuti oleh harga Minyak yang tak bersemangat, sementara imbal hasil US Treasury naik karena investor tetap berpegang pada pandangan bahwa Federal Reserve akan mampu menciptakan pendaratan yang lunak bagi ekonomi AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average mundur teratur 293,47 poin, atau 0,70%, menjadi 41.914,75, S&P 500 turun tipis 10,67 poin, atau 0,19%; sementara Nasdaq Composite naik tipis 7,68 poin, atau 0,04%. Indeks saham global MSCI turun 0,95 poin, atau 0,11%, menjadi 843,61.
Indeks Eropa STOXX 600 turun 0,11%. Pullback para indeks global ini dianggap sebagai gerakan ambil napas sejenak berhubung mereka telah menikmati rally belakangan ini, pricing-in aksi pemotongan suku bunga The Fed.
MARKET SENTIMENT: Di AS, data pada hari Rabu menunjukkan penjualan rumah baru (New Home Sales) turun pada bulan Agustus, menyusul data pada hari Selasa yang menunjukkan kepercayaan konsumen (Consumer Confidence) AS turun paling banyak dalam 3 tahun terakhir di bulan September, menambah kekhawatiran tentang sulitnya mencari lowongan pekerjaan saat ini (sama seperti kondisi di Sept 2001, di mana ekonomi AS berada pada resesi). Mendekati akhir bulan ini, analis CITI Group memperkirakan hanya akan ada penambahan 70ribu pekerjaan baru di data Payroll bulan ini, turun banyak dari angka sebelumnya. Unemployment Rate juga akan berada di sekitar 4.3%, bahkan tak tertutup kemungkinan menyentuh 4.4%. Dengan demikian, mereka mengharapkan The Fed akan semakin dovish lagi dengan potong suku bunga 50bps juga di bulan November . Secara survey Fed Fund Rate, para trader sekarang memperkirakan peluang 59% untuk pemangkasan 50 basis poin pada FOMC MEETING 7 November, naik dari 37% seminggu yang lalu, dan kemungkinan 41% atas pemotongan 25 basis poin, menurut CME FedWatch.
WHAT TO EXPECT: Hari ini para investor akan mengamati angka Durable Goods Orders (Aug), bacaan final US GDP 2Q yang diprediksi berada sekitar 3.0% qoq, serta Initial Jobless Claims mingguan. Indikator ekonomi penting PCE PRICE index akan menyusul dirilis pada hari Jumat esok.
CURRENCY & FIXED INCOME:
— YUAN CHINA menghapus keuntungan sebelumnya sehari setelah bank sentral China menggelar stimulus terbesar sejak pandemi untuk menarik ekonomi keluar dari deflasi dan kembali menuju target pertumbuhan pemerintah. US Dollar terakhir naik 0,33% pada 7,033 Yuan dalam perdagangan luar negeri; setelah sebelumnya sempat mencapai 6,9952, terkuat sejak Mei 2023. US DOLLAR pulih dari posisi terendah 14 bulan terhadap Euro dalam perdagangan yang fluktuatif. EURO terakhir turun 0,41% di USD 1,1134 setelah sebelumnya mencapai USD 1,1214, tertinggi sejak Juli 2023. DOLLAR INDEX (DXY) naik 0,68% menjadi 100,91 setelah sebelumnya turun ke level 100,21, menyamai posisi terendah sejak 18 September, terlemah sejak Juli 2023. Alhasil US DOLLAR menguat 1,03% menjadi 144,68 YEN JEPANG dan mencapai 144,75, tertinggi sejak 3 September.
— Di pasar OBLIGASI, YIELD US TREASURY tenor 10 tahun terakhir diperdagangkan naik 4,9 basis poin menjadi 3,784%. Sejak pemotongan suku bunga pada 18 September, imbal hasil 10 tahun telah naik sekitar 3 basis poin.
KOMODITAS: Harga MINYAK turun karena kekhawatiran gangguan pasokan di LIBYA mereda, mengesampingkan kenyataan terjadi penurunan besar pada US Crude Oil Inventories. Jumlah barrel minyak komersial yang disimpan oleh para perusahaan minyak AS lenyap 4.471 juta barrel selama sepekan terakhir, jauh lebih banyak dari perkiraan hilangnya 1.3 juta barrel. Tetap saja harga US WTI turun USD 1,87 menjadi ditutup pada USD 69,69 / barel dan BRENT turun menjadi USD 73,46 / barel, turun USD 1,71 pada hari itu. Di komoditas lain, EMAS naik ke rekor tertinggi karena ekspektasi pemotongan suku bunga besar lanjutan oleh The Fed mendukung reli emas batangan. Harga spot emas naik 0,2% menjadi USD 2.662,00 / ons, setelah sempat mencapai rekor tertinggi USD 2.670,43.
IHSG is holding on to its dear life dengan sangat tipis berada di atas Support MA20 / 7739.2 di mana posisi penutupan IHSG kemarin adalah 7740.9, itupun setelah berjuang bangkit dari titik Low 7633.45. Dugaan capital outflow ke China setelah mereka merilis paket stimulus baru-baru semakin terjawab oleh kenyataan asing jual bersih cukup massive kemarin senilai hampir IDR 2 triliun (RG market), kebanyakan di saham bank besar seperti BBRI BMRI, tak terkecuali BREN yang tengah dilanda issue dengan FTSE RUSSELL.
Menimbang posisi yang rentan ini, analis NH Korindo Sekuritas melihat konsolidasi ini perlu & normal terjadi ketika valuasi saham–saham index mover Indonesia (plus global) sudah berada di ketinggian.
“Dengan demikian, kami menyarankan para investor / trader untuk tidak ambil positioning terlalu besar pada pekan ini, kecuali pada sektor yang diuntungkan sentimen stimulus China seperti commodity & energy, di mana mungkin kita masih bisa menemukan trading opportunities di situ. Secara teknikal, IHSG diprediksi membentuk pola Hammer at support, strong rejection,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Kamis (26/9).
https://pasardana.id/news/2024/9/26/analis-market-2692024-ihsg-berpotensi-rebound/