Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Pasar Saham AS ditutup bervariasi pada perdagangan hari Rabu (04/9), didukung kenaikan di sektor Barang Konsumen, Utilitas, dan Keuangan, sementara kerugian di sektor Minyak & Gas, Telekomunikasi, dan Bahan Dasar membuat ketiga indeks utama bergerak relatif flat di mana Dow Jones Industrial Average naik 0,09%, sementara S&P 500 turun 0,16%, dan NASDAQ Composite terdepresiasi 0,31%.
Pasar digerakkan oleh sentimen laporan JOLTS JOB OPENING yang menjelaskan lowongan pekerjaan turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Juli menjadi 7,67 juta dari 7,91 juta (yang direvisi turun) pada bulan Juni, pun lebih rendah dari 8,09 juta yang diharapkan oleh para ekonom. mendorong rasio lowongan pekerjaan terhadap pengangguran menjadi 1,07 banding 1, di bawah tingkat sebelum pandemi.
Laporan ini semakin membuktikan pemikiran bahwa pasar tenaga kerja tidak hanya lebih longgar daripada sebelum pandemi tetapi terus melandai dan sekarang berpotensi pada laju penurunan yang lebih cepat, demikian disimpulkan oleh Citi.
Pelaku pasar kian nervous menyambut Nonfarm Payroll AS (Aug) pada hari Jumat mendatang, (di mana diramalkan ekonomi menambah 164 ribu pekerjaan pada bulan Aug) yang diharapkan akan memainkan peran penting dalam keputusan Federal Reserve tentang apakah akan menerapkan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin, atau 50 bps, pada FOMC MEETING tanggal 18 September.
Kemungkinan pivot sebesar 50 basis poin (bps) telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir, menurut survey dari kontrak berjangka Fed Fund Rate 30-Hari CME Group.
Probabilitas penurunan suku bunga target dari suku bunga saat ini 5,25 – 5,50% menjadi 4,75 – 5,00% sekarang berada pada angka 48%, peningkatan yang signifikan dari probabilitas hari sebelumnya sebesar 42% dan probabilitas minggu lalu yang hanya 36%.
Sementara itu, potensi penurunan suku bunga sebesar 25 bps dari suku bunga saat ini telah menurun.
Probabilitas saat ini untuk penurunan suku bunga sebesar 25 bps kini berada di angka 52%, menurun dari probabilitas hari sebelumnya sebesar 58% dan probabilitas minggu lalu sebesar 64%.
Obligasi pemerintah AS berjangka 2 tahun, yang sensitif terhadap kebijakan Fed, turun lebih dari 12 basis poin menjadi 3,766% setelah lowongan pekerjaan turun lebih dari yang diharapkan.
Satu lagi laporan yang juga sama menyiratkan perlambatan ekonomi AS yaitu Beige Book Federal Reserve yang dirilis Rabu (04/9) kemarin, menyatakan bahwa aktivitas ekonomi melambat di lebih banyak distrik yang tertekan oleh melemahnya belanja konsumen dan aktivitas manufaktur.
MARKET ASIA: Para investor di Asia tengah bersiap menghadapi gelombang rilis data ekonomi papan atas pada hari Kamis, seiring mereka terus mencerna turbulensi pasar minggu ini yang dipicu oleh kekhawatiran bahwa ‘soft landing’ ekonomi AS yang diharapkan dapat berakhir pada sesuatu yang jauh lebih buruk. Angka JOLTS JOB OPENINGS yang jatuh ke titik terendah 3,5 tahun diartikan sebagai sinyal lain bagi investor untuk menjual saham, membeli obligasi, dan memposisikan diri untuk pemotongan suku bunga AS yang lebih besar . BofA Securities menyatakan bahwa klien mereka menjadi penjual bersih saham AS pada minggu terakhir bulan Agustus, di mana tercatat outflow sebesar USD 8,0 miliar di mana penjualan paling banyak terjadi pada sektor Teknologi, menandai eksodus mingguan terbesar sejak akhir tahun 2020 di tengah ketidakpastian ekonomi. Ini adalah minggu kedua berturut-turut penjualan bersih, dengan klien menjual saham tunggal dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF). Arus keluar ini memengaruhi saham berkapitalisasi besar, menengah, dan kecil, demikian catatan BofA pada hari Rabu kemarin . Totalan pelonggaran kebijakan moneter The Fed diperkirakan bisa sampai sebesar 225 bps pada akhir tahun depan. Itu adalah tingkat pelonggaran kebijakan yang secara historis konsisten dengan resesi. Untuk pasar Asia dan negara berkembang, penurunan imbal hasil AS dan melemahnya Dollar sering kali merupakan sinyal positif. Namun tidak demikian jika hal itu mencerminkan potensi resesi di masa mendatang. Tanda-tanda perlambatan semakin meningkat. Imbal hasil US TREASURY berdurasi 2 tahun mencapai titik terendah sejak Mei tahun lalu, minyak mentah BRENT mencapai titik terendah tahun ini dan turun 8% minggu ini, dan imbal hasil obligasi CHINA berdurasi 10 tahun kembali mendekati rekor terendah terbarunya. Dari sisi mata uang Asia: RINGGIT MALAYSIA dalam beberapa minggu terakhir didapuk sebagai mata uang Asia dengan kinerja terbaik tahun ini. Hal ini membantu mengendalikan inflasi, dan dengan meningkatnya volatilitas global dan The Fed yang akan memangkas suku bunga AS, MYR dapat bertahan naik lebih lama. Keputusan suku bunga bank sentral Malaysia, berbarengan dengan rilis PDB Korea Selatan (Q2, direvisi) akan menyita perhatian para pelaku pasar hari ini. Mata uang Asia lain yang menguat adalah YEN JEPANG, didukung penutupan posisi Yen carry-trade dan mata uang tersebut memenuhi peran tradisionalnya sebagai safe haven bagi investor di masa sulit. Yen naik sekitar 1% terhadap Dollar untuk hari kedua pada hari Rabu, dan dapat memasuki kisaran perdagangan baru yang lebih kuat.
IHSG masih mampu pertahankan posisi penutupan di atas Support uptrend: MA10 yang saat ini berada pada level 7618; merupakan angka yang akan diuji seandainya kegalauan para investor mulai meningkat menyikapi data tenaga kerja AS yang semakin melesu. Arus beli asing masih masuk konsisten di angka IDR 151.62 milyar, menyisakan posisi Net Sell YTD semakin mengecil ke IDR 270.63 milyar. RUPIAH yang masih nyaman di bawah 15500 / USD setia menyediakan buffer positif ke pasar ekuitas.
Menyikapi kondisi tersebut, analis NH Korindo Sekuritas mengingatkan para investor / trader bahwa walaupun trading opportunities masih tersedia di market, cermati rotasi sektor dan tetap jangan lengah untuk terus menerapkan Trailing Stop karena gamangnya posisi indeks market regional, terlebih di pekan ini yang mengandung banyak data ekonomi sensitif.
“Secara teknikal, IHSG Rejected support dan membentuk pola hammer candle. IHSG masih berpotensi menguat,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Kamis (05/9).
https://pasardana.id/news/2024/9/5/analis-market-0592024-ihsg-masih-berpotensi-menguat/