Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (02/9/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN...

ANALIS MARKET (02/9/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

23
0

Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, pada sesi perdagangan terakhir pekan lalu (30/8), harga Surat Utang Negara (SUN) menunjukkan pergerakan yang variatif dengan kecenderungan melemah.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) tidak berubah di level 6,49%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 1 basis poin ke level 6,62%.

Sementara data Bloomberg menunjukkan level yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 2 basis poin ke level 6,64%.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp18,7 triliun di hari Jumat (30/8), tidak banyak berubah dibandingkan dengan volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp18,4 triliun.

FR0100 dan FR0101 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp2,6 triliun dan Rp1,9 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,0 triliun.

Di sisi lain, Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan beli neto oleh investor asing sebesar Rp6,21 triliun berdasarkan data transaksi tanggal 26 – 29 Agustus 2024.

Beli neto tersebut terdiri dari beli neto sebesar Rp0,76 triliun di pasar SBN, beli neto sebesar Rp3,89 triliun di pasar saham, dan beli neto sebesar Rp1,56 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Laporan tersebut juga menunjukkan berdasarkan data setelmen year-to-date per 29 Agustus 2024, nonresiden telah mencatatkan beli neto Rp9,20 triliun di pasar SBN, beli neto Rp12,79 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp187,66 triliun di SRBI.

Baca Juga :  BBTN Taksir Penjualan Hunian Tumbuh Hingga 12 Persen Tahun 2024

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,20%, bergerak dari level Rp15.424/US$ di hari Kamis menjadi Rp15.455/US$.

Sementara dari eksternal, Indikator global per posisi Jumat menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, tergambar dari peningkatan yield US Treasury (UST).

Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 5bp dari hari sebelumnya menjadi 3,71%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 3,91%. Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia masih bertahan di level 67bp.

Secara week-over-week, yield UST 10-tahun meningkat sebesar 10bp.

Namun, Rupiah masih mencatatkan penguatan mingguan terhadap US$ sebesar 0,24% dan CDS 5-tahun Indonesia juga masih mencatatkan penurunan tipis sebesar 1bp.

Yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) juga masih mencatatkan penurunan mingguan sebesar 1bp.  

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, kami melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Untuk periode 2 – 6 September, kami memperkirakan yield curve SUN 10-tahun akan berada di kisaran 6,51-6,78%. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0084, FR0056, FR0101, FR0087, FR0085, FR0073, FR0054, FR0091, FR0096,” sebut analis BNI Sekuritas dalam riset Senin (02/9).


https://pasardana.id/news/2024/9/2/analis-market-0292024-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here