Beritamu.co.id – Saat ini, terdapat dua tantangan utama dalam ekonomi global, yaitu: pelemahan pasar tenaga kerja AS dan meredanya yen carry trade.
Penurunan risiko global, yang dimulai minggu lalu terus berlanjut sampai hari ini seiring pasar Asia maupun Eropa yang terkoreksi secara bersamaan.
Di samping data tenaga kerja AS yang melemah lebih dari perkiraan, sentimen risiko juga memberikan pukulan yang kuat pada pasar seiring meredanya penggunaan yen carry trade secara intensif yang terjadi di seluruh pasar global.
Adapun kepanikan pasar, membuat para traders memperkirakan adanya kemungkinan 100% untuk terjadinya pemangkasan suku bunga acuan sebesar 50 bps dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada bulan September mendatang.
Mengingat perilaku pasar keuangan saat ini yang cenderung menghindari risiko, dalam keterangan tertulis, Jumat (30/8), Chief Investment Officer (CIO) Bank DBS memproyeksikan beberapa pandangan lintas aset, yaitu;
Alokasi Aset
1.Alokasi aset dari DBS CIO sudah berada dalam posisi untuk mengakomodasi penurunan pasar yang berlangsung saat ini dengan posisi Underweight saham dan Overweight pada instrumen pendapatan tetap, emas, aset pribadi, dan dana lindung nilai.
2.Untuk triwulan ketiga yang sudah berjalan sampai hari ini, obligasi dan emas masing-masing naik sebesar 4,3% dan 4,0%, sementara saham mengalami penurunan sebesar 1,7%.
Saham
1.Penurunan tajam yang terjadi pada saham sebagian besar disebabkan oleh kontraksi valuasi harga saham di tengah penurunan risiko dan meredanya yen carry trade secara umum. Hal ini tidak banyak mempengaruhi fundamental perusahaan.
2.Kecuali jika pasar tenaga kerja AS memburuk secara tajam mulai saat ini hingga ke depan (yang bukan merupakan kemungkinan yang diperkirakan DBS CIO), prospek pendapatan perusahaan tetap terjaga.
3.Penjualan secara besar-besaran di sektor Teknologi memberikan peluang untuk berinvestasi pada saham-saham bertema A.I. melalui perusahaan teknologi skala besar (Big Tech).
Tingkat Suku Bunga
1.Pelemahan data ekonomi yang diumumkan menegaskan dimulainya siklus pelonggaran yang akan dimulai pada September; kemungkinan untuk dilakukannya siklus penyesuaian ulang yang agresif menjadi semakin besar.
2.Seiring para pembuat kebijakan menurunkan suku bunga pada kuartal-kuartal mendatang mengingat adanya risiko pada pertumbuhan, suku bunga surat berharga jangka pendek akan lebih diuntungkan, yang kemungkinan besar akan menaikkan kurva imbal hasil AS secara tajam.
3.Dilatarbelakangi adanya perubahan ekspektasi tersebut, DBS CIO telah merevisi proyeksi imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun untuk triwulan ke-4 menjadi 4,05% (dari 4,50%) pada akhir 2024, dan 4,10% (dari 4,50%) pada akhir 2025.
Kredit/Obligasi
1.Adanya kejutan ekonomi negatif memberikan dampak moderat pada kredit/obligasi – sejak akhir Juni 2024, di mana selisih imbal hasil obligasi peringkat investasi (investment grade, IG) telah melebar sekitar 11 bps dan selisih imbal hasil obligasi dengan imbal hasil tinggi (high yield, HY) melebar sekitar 44 bps. DBS CIO tetap lebih memilih IG ketimbang HY.
2.DBS CIO terus menyarankan strategi duration barbell, yang merupakan (a) obligasi IG berjangka waktu pendek (1-3 tahun) untuk mengurangi risiko reinvestasi, dan (b) obligasi IG berjangka waktu lebih panjang (7-10 tahun) untuk mendapatkan selisih imbal hasil premi lebih besar dan sensitivitas lebih besar terhadap penurunan suku bunga.
FX – Nilai Tukar
1.DBS CIO akan menurunkan perkiraan tingkat USD (setelah the Fed mengisyaratkan penurunan suku bunga pada September), keputusan yang semakin diperkuat oleh data angka pengangguran AS pada Juli sebesar 4,3% naik lebih tinggi dari 4,1% pada Juni).
2.Dolar Australia/yen (AUD/JPY) turun 5,2% minggu lalu karena berbagai faktor, termasuk data perekonomian China, yang mengecewakan, potensi pemangkasan suku bunga oleh the Fed, dan perubahan kebijakan moneter Jepang. Pertemuan Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yang akan datang akan diamati secara cermat untuk mengetahui sikapnya terhadap penurunan suku bunga dan target inflasi pada masa mendatang.
Emas
1.Terus melanjutkan memperbanyak/meningkatkan komposisi emas pada portfolio di tengah kondisi ekonomi yang melemah; penurunan suku bunga, yang tak terelakkan, dan meningkatnya probabilitas resesi yang menjadi pertanda baik untuk emas.
2.Emas sebagai aset aman diuntungkan oleh kondisi penghindaran risiko secara umum, peningkatan ketegangan geopolitik, dan gejolak pasar akibat pemilihan umum AS pada November.
3.Faktor positif jangka panjang berupa pembelian emas yang dilakukan oleh bank sentral, didorong oleh pelonggaran moneter, kekhawatiran terhadap keberlanjutan fiskal, dan penurunan ketergantungan pada dolar AS (de-dollarisation).
https://pasardana.id/news/2024/8/30/proyeksi-cio-bank-dbs-terkait-penurunan-risiko-global-dan-implikasi-lintas-aset/