Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat pada sesi perdagangan kemarin (26/8).
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) tidak bergerak di level 6,49%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 4 basis poin ke level 6,58%.
Sementara data Bloomberg menunjukkan level yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 2 basis poin menjadi 6,62%.
“Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range kami untuk minggu ini, yaitu di kisaran 6,49-6,76%,” sebut analis BNI Sekuritas dalam riset Selasa (27/8).
Di sisi lain, volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp15,1 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari Jumat lalu yang tercatat sebesar Rp26,6 triliun.
FR0081 dan FR0097 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp1,7 triliun dan Rp1,4 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp979,7 miliar.
Adapun data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,35%, bergerak dari level Rp15.492/US$ di hari Jumat menjadi Rp15.439/US$.
Sedangkan dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung mixed.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun meningkat tipis sebesar 1bp dari levelnya di Jumat lalu menjadi 3,66%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 1bp menjadi 3,82%.
Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sebesar 2bp menjadi 66.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, kami melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0086, FR0042, FR0052, FR0082, FR0087, FR0085, FR0073, FR0054, FR0058, FR0074, FR0096,” sebut analis BNI Sekuritas.
https://pasardana.id/news/2024/8/27/analis-market-2782024-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/