Beritamu.co.id – Target pemerintah dalam peningkatan pangsa kredit perbankan untuk UMKM menjadi 30% pada 2024, menjadi peluang besar bagi kinerja perbankan digital yang fokus dengan UMKM dan retail seperti PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) (IDX: AMAR).
Hal ini terungkap dalam laporan terbaru dari PT Kiwoom Sekuritas Indonesia (Kiwoom Sekuritas) yang menunjukkan analisis atas strategi Amar Bank dalam mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi ‘BUY’ dengan potensi kenaikan sebesar 42,8% dibandingkan harga saham AMAR pada penutupan pasar di 1 Juli 2024 yang tercatat sebesar Rp 210.
Dalam riset yang terbit awal Juli 2024, Kiwoom Sekuritas menyebutkan peran UMKM dalam peningkatan signifikan kinerja Amar Bank, baik dari segi penyaluran kredit maupun pendapatan perusahaan.
Tercatat, Amar Bank menyalurkan total kredit mencapai Rp 2,75 triliun pada Q1 2024, meningkat 14,7% secara tahunan (year-on-year), dengan penyaluran kredit ke sektor UMKM mencapai 52%, lebih tinggi dibandingkan target penyaluran kredit pemerintah.
Rasio Non-Performing Loan (NPL) Amar Bank juga berada di posisi paling rendah selama 3 tahun terakhir, yakni 0,84% di Q12024, menggambarkan kesuksesan strategi penyaluran kredit secara prudent.
“Persepsi risiko tinggi dan kurangnya informasi keuangan membuat umumnya bank konvensional ragu memberikan pinjaman kepada UMKM. Hal ini menjadi ruang potensial bagi bank digital seperti Amar Bank yang sejak awal sudah fokus membangun fundamentalnya untuk mengisi peran ini. Riset kami menunjukkan Bank digital seperti Amar Bank dapat menjangkau nasabah yang belum terlayani melalui platform digital dan jaringan agen yang luas. Selain itu, proses onboarding yang mudah dan cepat membuat layanan ini lebih menarik bagi UMKM,” beber Sukarno Alatas selaku Head of Research PT Kiwoom Sekuritas Indonesia seperti dilansir dalam siaran pers, Kamis (18/7).
Lebih lanjut dijelaskan, Riset Kiwoom Sekuritas menyoroti pemanfaatan data alternatif memungkinkan bank digital seperti Amar Bank melakukan penilaian kredit bagi UMKM yang lebih cepat dan akurat.
Dengan menggunakan algoritma machine learning, bank digital juga bisa mempercepat proses pemberian pinjaman dan menawarkan produk kredit yang lebih fleksibel sesuai kebutuhan UMKM.
Sukarno menilai, inovasi dan layanan digital terintegrasi yang Amar Bank tawarkan dapat menarik lebih banyak UMKM yang membutuhkan pembiayaan, melihat kesuksesan produk Tunaiku dan aplikasi Amar Bank saat ini.
“Amar Bank, dengan fokus kuat sejak awal berdirinya pada 2014 pada solusi perbankan digital, kami lihat siap memanfaatkan peluang ini. Inisiatif Amar Bank untuk menggunakan teknologi AI dalam meningkatkan efisiensi operasional dan menawarkan produk kredit yang fleksibel sangat potensial,” jelas Sukarno.
Untuk menunjang ekspansi tersebut, lanjut Sukarno, Kiwoom Sekuritas menilai, kinerja Amar Bank yang solid dan efisien mencerminkan manajemen risiko yang efektif dan strategi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Tercatat, laba bersih Amar Bank meningkat menjadi Rp 48,86 miliar, tumbuh 41,9% YoY.
Efisiensi operasional juga berhasil menurunkan rasio biaya terhadap pendapatan, terlihat dari rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) turun menjadi 83,84% di Q1 2024.
“Ditunjang kinerja AMAR yang solid dan efisiensi operasional yang berhasil, membuat kami yakin Amar Bank siap melangkah dengan arah gerak serta prospek pertumbuhan jangka panjang perusahaan ini, khususnya dalam pembiayaan UMKM,” terang Sukarno.
Menanggapi riset ini, David Wirawan selaku SVP Finance Amar Bank mengungkapkan, “Kami berkomitmen untuk terus mendukung UMKM di Indonesia dengan menyediakan solusi keuangan inovatif yang mudah dan terpercaya. Rencana kami dalam mengembangkan solusi digital UMKM, mendorong kami terus meningkatkan kemampuan untuk personalisasi layanan yang lebih baik kepada nasabah dengan pengelolaan transaksi keuangan dengan aman. Pertumbuhan yang kami capai adalah bukti dari dedikasi kami dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah. Riset Kiwoom Sekuritas ini menunjukkan bahwa Amar Bank telah berada di jalur yang tepat untuk terus bisa mencapai kinerja yang solid.”
Mengenai pembiayaan UMKM, beber David, riset Kiwoom Sekuritas menunjukkan pinjaman bank kepada UMKM di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga, hanya mencapai 21%.
Menurut David, hal ini menghambat pertumbuhan UMKM di Indonesia yang seharusnya menjadi tulang punggung ekonomi.
“Banyak UMKM di Indonesia tidak memiliki sistem pembukuan yang baik dan jaminan yang memadai, sehingga sulit bagi bank untuk menilai kelayakan kredit mereka. Untuk itu, pentingnya integrasi layanan perbankan ke dalam ekosistem UMKM, sehingga dapat menyederhanakan aktivitas bisnis mereka dengan ditunjang pengalaman pengguna yang lebih baik,” tegas David.
Selain itu, lanjut David, Riset Kiwoom juga menunjukkan pendapatan operasional Amar Bank diperkirakan meningkat 26% YoY menjadi Rp 1.507 miliar pada akhir 2024, dengan laba bersih mencapai Rp 199 miliar, naik 12% YoY.
Melihat optimisme tersebut, jelas David, Amar Bank akan melanjutkan investasinya dalam branding, guna memperkenalkan bank ini kepada lebih banyak nasabah baru, khususnya UMKM untuk dapat meningkatkan rasio CASA.
“Pertumbuhan pasar perbankan digital di Indonesia memberikan peluang besar bagi Amar Bank untuk memperluas basis pelanggannya dan mendorong inklusi keuangan. Dengan demikian, Amar Bank dapat berperan signifikan dalam meningkatkan pembiayaan bagi UMKM di Indonesia,” tutup David.
https://pasardana.id/news/2024/7/18/riset-kiwoom-sekuritas-pembiayaan-umkm-menjadi-potensi-besar-amar-melaju/