Beritamu.co.id – Ada spekulasi dari beberapa market strategist, bahwa Chairman The Fed, Jerome Powell mungkin kurang nyaman untuk memotong suku bunga sebelum Pemilu Presiden berlangsung, walau keengganan tersebut bisa dikalahkan dengan data ekonomi konkrit yang menjelaskan bahwa ekonomi AS sudah jelas melambat & fed rate cut wajar terjadi.
Lantas, bagaimana dampaknya terhadap tren suku bunga kredit di Indonesia?
Menanggapi hal tersebut, Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan menyebutkan, meskipun ekspektasi pasar terhadap kondisi higher for longer mulai menurun, kebijakan moneter global masih dalam “mode ketat”, dengan The Fed memproyeksikan penurunan Fed Fund Rate (FFR) hanya satu kali pada tahun ini.
“Dengan demikian, ruang penurunan suku bunga kredit masih terbatas khususnya pada tahun 2024, apalagi di tengah nilai tukar yang masih mengalami pelemahan,” jelas Dian seperti dilansir dalam siaran pers, Senin (15/7).
Namun demikian, lanjut Dian, jika terdapat ruang bagi bank untuk menurunkan suku bunga, maka hal tersebut akan berlaku utamanya bagi kredit yang memiliki repricing time yang lebih singkat, seperti kredit modal kerja atau kredit konsumtif jangka pendek.
“Suku bunga yang lebih rendah pada kredit yang baru direalisasikan, utamanya kredit konsumtif, juga dapat diberlakukan oleh bank untuk mendorong pertumbuhan kredit rumah tangga,” beber Dian.
Diketahui, per Mei 2024, terdapat penurunan suku bunga pada kredit modal kerja maupun kredit konsumtif dibandingkan dengan suku bunga kredit tahun sebelumnya, meskipun dengan magnitude yang tergolong kecil (kurang dari 50 bps).
“Kondisi suku bunga kredit yang stabil atau cenderung menurun juga akan berdampak baik pada kemampuan atau kapabilitas debitur sehingga kualitas kredit dapat lebih terjaga,” jelas Dian.
Di sisi lain, jika menilik laporan Bank Indonesia (BI), pergerakan suku bunga kredit perbankan hingga April 2024 tercatat mengalami penurunan.
Suku bunga kredit baru melanjutkan penurunan sebesar 46 bps dibandingkan bulan sebelumnya, dari 9,79% menjadi 9,33%.
Meski demikian, Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan kredit di 2024 berada pada batas atas kisaran 10-12%.
https://pasardana.id/news/2024/7/15/kredit-konsumtif-jangka-pendek-dan-kredit-modal-kerja-berpeluang-terkerek-fed-rate-cut/