Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (15/7/2024) : IHSG Diperkirakan Bergerak Menguat ke Resistance Terdekat

ANALIS MARKET (15/7/2024) : IHSG Diperkirakan Bergerak Menguat ke Resistance Terdekat

7
0

Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,62% ke titik tertinggi 1-bulan di level psikologis 40.000 pada perdagangan Jumat (12/07/24), sedikit bergeser dari titik rekor 40,003 yang dicapai pada 13 May, meski sebelumnya telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada level intraday 40,257.24.

Adapun NASDAQ Composite menguat 0,62%, S&P 500 terapresiasi 0,55%, secara para investor mencerna pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan dari sejumlah bank di Wall Street.

MUSIM LAPORAN KEUANGAN kuartal 2 telah dibuka oleh JPMorgan Chase, Citigroup, dan Wells Fargo yang telah merilis kinerja mereka hari Jumat lalu.

Para investor berharap para perusahaan ini mampu mencatatkan pertumbuhan laba yang kuat, sehingga berpotensi memperpanjang rally saham-saham AS di luar sektor Teknologi yang selama ini mendominasi.

Para analis memprediksikan, tingkat pertumbuhan EPS yoy pada kuartal 2 ini akan menjadi yang tertinggi sejak kuartal 4 tahun 2021.

NASDAQ yang padat saham Teknologi sudah mundur hampir 2% pada hari Kamis, dipengaruhi oleh rotasi sektor dari saham-saham berkapitalisasi besar ke perusahaan kecil di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada bulan September.

Walau demikian, ada spekulasi dari beberapa market strategist bahwa FED CHAIRMAN JEROME POWELL mungkin kurang nyaman untuk memotong suku bunga sebelum Pemilu Presiden berlangsung, walau keengganan tersebut bisa dikalahkan dengan data ekonomi konkrit yang menjelaskan bahwa ekonomi AS sudah jelas melambat & rate cut wajar terjadi.

Berdasarkan history sejak 1974, selama 10 bulan menjelang 13 periode Pemilu Presiden, The Fed telah mengubah suku bunga 8 kali dan menahannya diam di tempat 5 kali.

Komentar lebih banyak dari beliau ditunggu para pelaku pasar malam ini.

INDIKATOR EKONOMI: Sebagai pelengkap CPI, US PPI (June) malah tercatat menguat ke level 2.6% yoy (di atas forecast 2.3% & previous period 2.4%) akibat biaya jasa yang naik; sementara secara bulanan juga terdata tumbuh 0.2% mom (sekali lagi di atas forecast 0.1% & previous period 0%). Demikian pula Core PPI malah menjauh dari Target Inflasi The Fed 2% di angka 3.0% yoy, semakin memanas dari prediksi 2.5% & periode sebelumnya 2.6%. Bervariasinya data Inflasi AS terakhir ini, wajar ditimpali dengan Ekspektasi Inflasi &Konsumen bulan Juli yang kurang optimis dari view University of Michigan, jatuh ke level terendah dalam 8bulan, meskipun ada ekspektasi Inflasi membaik untuk tahun depan dan seterusnya.

Baca Juga :  Indeks Kospi Melonjak 1,28 Persen

MARKET ASIA & EROPA: CHINA laporkan Trade Balance (June) yang mampu hasilkan surplus di atas perkiraan, prestasi ini didukung oleh naiknya Ekspor sementara pertumbuhan Impor malah negatif. Jumlah Pinjaman Baru bulan June yang digelontorkan juga meningkat lebih dari 2 kali lipat jumlah periode sebelumnya maupun dari estimasi. Namun perkiraan GDP Q2 CHINA yang akan dirilis pagi ini masih diragukan bisa melampaui 5.3% seperti kuartal sebelumnya, jadi prediksi pertumbuhan ekonomi hanya cukup berada di 5.1% saja. Tentunya ini berkaitan dengan kondisi Industrial Production & Retail Sales China yang diperkirakan masih akan melemah. Bicara mengenai Trade Balance, hari ini giliran INDONESIA akan laporkan surplus yang diperkirakan berada pada angka USD 2.98 milyar untuk bulan June, serta harapan Ekspor & Impor yang semakin menguat. NIKKEI 225 JEPANG pekan lalu turun 2,3% setelah mencapai level tertinggi sepanjang sejarah. Saham EROPA pun sempat mencapai level tertinggi dalam sebulan seiring para investor memfokuskan perhatian pada data inflasi terbaru dari AS. Hari ini mereka akan dihadapkan pada kenyataan data GERMAN Retail Sales & EUROZONE Industrial Production.

KOMODITAS: Harga MINYAK berjangka ditutup melemah tipis pada hari Jumat karena para trader mempertimbangkan melemahnya sentimen konsumen AS di tengah meningkatnya harapan pemotongan suku bunga Federal Reserve pada bulan September. Minyak mentah berjangka BRENT turun ke level USD 85,03 / barel. Sementara futures US WTI kempis 0,5%, menjadi ditutup pada USD 82,21 / barel.

IHSG: kembali menghijau di penghujung pekan lalu ke titik 7327,59, naik 0.37% dari 7253,372 pada penutupan pekan lalu. IHSG menorehkan prestasi naik sepekan terakhir 1.02%, didukung oleh minat beli asing yang semakin membuncah: IDR 1.09 triliun (RG market 1W). RUPIAH mengalami trend positif pekan lalu, menguat ke level IDR 16,100 / USD secara prospek pemotongan suku bunga AS yang semakin tergambar dan mundurnya DOLLAR INDEX.

Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas perlu mengingatkan sekali lagi untuk masih set your Trailing Stop pada saat ini, seraya let your profit run, di tengah RSI yang telah masuki wilayah Overbought. Resistance berikut yang akan perlu ditangani adalah: 7375 / 7455.

“IHSG berpeluang menguat dan tembus Resistance berikutnya,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Senin (15/7).


https://pasardana.id/news/2024/7/15/analis-market-1572024-ihsg-diperkirakan-bergerak-menguat-ke-resistance-terdekat/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here