Beritamu.co.id – Riset harian NH korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks saham AS melemah pada perdagangan hari Kamis (11/07/24), meskipun data Inflasi menunjukkan perlambatan ekonomi AS yang memungkinkan penurunan suku bunga Federal Reserve mungkin terjadi pada akhir tahun ini. S&P 500 turun 0,88%, mundur dari level rekor sebelumnya menjadi ditutup pada 5,584.54.
NASDAQ Composite juga mundur dari level tertinggi hariannya sebesar 1,95% dan berakhir pada 18.283,41, dengan saham Nvidia turun lebih dari 5,5%.
Sebaliknya, hanya Dow Jones Industrial Average yang mampu naik tipis 32,39 poin atau 0,08%, serta ditutup pada 39.753,75.
Saham-saham berkapitalisasi kecil, yang diukur dengan Indeks Russell 2000, naik sebanyak 3,6%.
Reli ini dipicu oleh ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan September dan harapan akan terjadinya soft landing perekonomian, yang mana didukung oleh data Inflasi terbaru.
US CPI pada bulan Juni turun 0,1% mom , berkebalikan dengan perkiraan naik 0,1%.
Secara tahunan, US CPI (June) tumbuh 3%, lebih rendah dari ekspektasi sebesar 3,1%.
Inflasi Inti yang tidak termasuk komponen pangan dan energi yang volatile, hanya naik 0,1% mom, dan naik 3,3% yoy, dibandingkan estimasi kenaikan 3,4%.
Setelah pengumuman CPI, imbal hasil Treasury turun karena para pedagang meningkatkan taruhan mereka terhadap penurunan suku bunga yang akan datang.
Peluang turunnya suku bunga pada bulan September melonjak menjadi sekitar 93%, seperti yang ditunjukkan oleh CME FedWatch Tool, meskipun konsensus pasar adalah bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan mendatang di bulan ini.
Fed Chairman Jerome Powell pada hari Rabu telah menyatakan bahwa ia memang telah melihat adanya perlambatan ekonomi AS baru-baru ini yang akan mengarah ke situasi soft-landing sperti yang diharapkan bank sentral.
Powell juga mengatakan kepada anggota parlemen di Capitol Hill pada hari Rabu bahwa “lebih banyak data yang baik” akan mendukung bank sentral AS untuk menurunkan suku bunga.
Adapun INITIAL JOBLESS CLAIMS menunjukkan ada 222 ribu klaim pengangguran pada pekan terbaru, lebih rendah dari harapan tercatatnya 236 ribu, mengindikasikan pasar tenaga kerja terkadang masih ketat.
INDIKATOR EKONOMI: hari ini US PPI akan menyusul di mana forecast memperkirakan harga barang & jasa di tingkat produsen akan tumbuh 2.3% yoy di bulan June (sedikit memanas dari 2.2% di periode sebelumnya) ; dan 0.1% secara bulanan (bangkit dari deflasi 0.2% di bulan sebelumnya) . Lebih lanjut, market akan perhatikan view penting terkait ekspektasi Inflasi & konsumen , serta sentimen dunia usaha yang akan dirilis oleh University of Michigan yang terpandang.
MARKET ASIA & EROPA: kabar baik dari INGGRIS yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi bulan May meningkat 1.4% yoy dan 0.4% mom , lebih tinggi dari ekspektasi & periode sebelumnya, didukung oleh perbaikan Industrial & Manufacturing Production di bulan yang sama. GERMAN CPI dirilis in-line dengan ekspektasi 2.2% yoy, berhasil melandai dari 2.4% di bulan sebelumnya. Dari benua Asia, bank sentral KOREA SELATAN telah menetapkan suku bunga tak berubah di level 3.5%. Hari ini para pelaku pasar akan memantau ketat data Trade Balance CHINA, dan yang lebih penting adalah memonitor pertumbuhan Ekspor – Impor mereka apakah mampu semakin menguat sesuai perkiraan atau tidak, secara China pegang peranan besar dalam perdagangan dunia baik selaku konsumen / produsen terbesar.
KOMODITAS: Harga MINYAK naik untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Kamis , di mana BRENT menetap di atas USD 85 / barel karena meningkatnya harapan untuk penurunan suku bunga AS setelah data menunjukkan perlambatan Inflasi. Futures BRENT naik 0,4%, menjadi USD 85,40 / barel ; sedangkan futures US WTI naik 0,6%, menjadi USD 82,62 / barel. Melambatnya Inflasi membuka peluang penurunan suku bunga yang pada akhirnya akan memacu lebih banyak aktivitas ekonomi, dan berujung pada meningkatnya permintaan energy. US DOLLAR INDEX pun akan mulai terseret turun dan menjadi dukungan berikutnya bagi harga minyak, secara greenback yang lebih lunak akan meningkatkan minat belanja negara2 pembeli non-AS. Di sisi lain, beberapa pihak masih percaya bahwa prospek demand minyak global masih lemah. Dalam laporan bulanannya, Badan Energi Internasional (IEA) melihat pertumbuhan demand global melambat hingga di bawah satu juta barel per hari pada tahun ini dan tahun depan, yang terutama mencerminkan kontraksi konsumsi CHINA. Namun, kelompok produsen OPEC dalam laporan bulanannya hari Rabu mempertahankan perkiraan pertumbuhan demand global yang tidak berubah, sebesar 2,25 juta barel per hari pada tahun ini dan 1,85 juta barel per hari di tahun depan.
IHSG masih ngotot bermain di wilayah Resistance kritikal 7300, malah kali ini membentuk candle serupa Doji yang mengindikasikan rentannya terjadi pullback dalam waktu dekat.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas melihat Support terdekat adalah di sekitar bentangan MA10 / 7210-7200 yang harusnya jadi penopang pertama Uptrend jangka pendek yang cukup kuat ini.
“IHSG berpotensi melanjutkan penguatan. Saran untuk mulai memasang Trailing Stop masih tetap berlaku saat ini,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Jumat (12/7).
https://pasardana.id/news/2024/7/12/analis-market-1272024-ihsg-berpotensi-lanjutkan-penguatan/