Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (02/7/2024) : IHSG Berpeluang Lanjut Menguat

ANALIS MARKET (02/7/2024) : IHSG Berpeluang Lanjut Menguat

6
0

Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, tiga indeks utama AS mengawali minggu pertama July (yang dipersingkat libur Hari Kemerdekaan 4th July pada hari Kamis) dengan catatan positif, dalam gelombang bull rally yang di kuartal sebelumnya. Selama kuartal kedua, S&P 500 dan NASDAQ Composite masing-masing mencatatkan prestasi naik 3,9% dan 8,3%, sementara Dow Jones Industrial Average justru tumbang 1,7%.

Pada perdagangan Senin (01/07/24) sektor Teknologi kembali mendongkrak NASDAQ dan memimpin penguatan dengan naik 0.8% , menjelang sejumlah laporan tenaga kerja bulanan penting dari AS yang akan dirilis sepanjang pekan ini.

JOLTs JOB OPENINGS (May) yang akan dirilis pada hari Selasa (dengan forecast : 7,86 juta lapangan kerja baru, vs previous : 8,06 juta) dan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan moneter sedianya menjadi fokus awal para investor minggu ini menjelang data Nonfarm Payrolls bulan Juni yang akan keluar hari Jumat.

Ketahanan sektor tenaga kerja menjadi pertimbangan utama bagi The Fed dalam keputusan menurunkan suku bunganya.

Menjelang data Nonfarm Payrolls, Federal Reserve akan merilis Notulen FOMC Meeting bulan Juni, di mana banyak orang menunggu untuk mendapatkan petunjuk baru mengenai prospek kebijakan moneter bank sentral AS setelah Federal Reserve memberikan sinyal bahwa mereka kini hanya memperkirakan 1 pemotongan pada tahun ini, dari perkiraan sebelumnya sebanyak 3 pemotongan.

Fed Chairman Jerome Powell akan hadir di forum tahunan Bank Sentral Eropa di Portugal pada hari Selasa, namun Powell diperkirakan tidak akan bicara banyak mengenai kebijakan moneter, selain terus menekankan bahwa mereka akan terus berpegangan pada indikator ekonomi sebelum mendapatkan keyakinan yang cukup untuk mulai menurunkan suku bunga, demikian diprediksi Deutsche Bank dalam catatannya baru-baru ini.

Bicara mengenai indikator ekonomi, data ISM  menunjukkan aktivitas manufaktur AS secara tak terduga turun lebih jauh ke wilayah kontraksi pada bulan Juni, dengan angka 48,5, di bawah perkiraan 49,2. Seperti diketahui, angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

ARAH PASAR : Global hedge funds menjual saham perusahaan Teknologi, Media, dan Telekomunikasi (TMT) AS dengan laju tercepat sejak 2016, dengan porsi terbanyak saham Semikonduktor & Software , demikian menurut Goldman Sachs dalam catatannya baru-baru ini walaupun beum ada alasan di balik aksi jual tersebut. Di sisi lain, mereka meningkatkan alokasi pada sektor Perangkat Keras Teknologi dan Peralatan Elektronik. Adapun saham-saham Teknologi telah memimpin kinerja kuat indeks S&P 500 di paruh pertama tahun ini, di mana perusahaan pembuat chip kecerdasan buatan NVIDIA meroket 150% dan menyumbangkan 30% dari penguatan indeks 15% sejauh ini. In overall, Goldman Sachs mengatakan hedge fund telah melakukan penjualan bersih ekuitas global selama 3 bulan berturut-turut (dalam jumlah yang terbesar sejak Juni 2022) , hampir seluruhnya didorong oleh short seller yang meminjam saham untuk menjualnya dengan taruhan bahwa harga akan turun, sehingga memungkinkan mereka untuk membelinya kembali dengan harga lebih murah.

FIXED INCOME : Kenaikan tajam yield US Treasury berpotensi menjegal pasar ekuitas regional dan negara berkembang pada khususnya. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melonjak 13 basis poin menjadi 4,50% pada hari Senin – merupakan imbal hasil tertinggi dan kenaikan satu hari terbesar dalam sebulan – karena investor memperhitungkan potensi dampak Inflasi dari kebijakan fiskal, tarif, dan imigrasi yang diperdebatkan di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Baca Juga :  Kasikorn Vision Financial Siap Tawar Saham Publik BMAS Rp1.413 Per Lembar

MARKET ASIA & EROPA : Situasi yang sama kembali menerpa YEN JEPANG di kala mata uang tsb tiarap ke titik terendah 38 tahun , pada nilai tukar 161 / USD. Belum ada tanda-tanda bank sentral Jepang akan bergerak, sampai-sampai analis memperkirakan mereka menunggu libur 4th July di kala market lengah untuk mendapatkan reaksi pasar yang optimal. Market CHINA membuka kuartal baru ini dengan secercah harapan mana kala S&P Global PMI (May) mencatat sektor manufaktur berada pada laju pertumbuhan tercepat selama 3 tahun ; walaupun data berkebalikan 180 derajat dengan data resmi PMI dari pemerintah yang keluar hari Minggu menunjukkan kontraksi pada aktivitas pabrikan. Di sisi lain, China masih berjuang menyehatkan sektor Property mereka secara harga rumah baru di bulan Juni ternyata stagnan pada 5bulan terakhir. KOREA SELATAN telah merilis data Inflasi (June) di Selasa pagi ini dengan hasil harga barang & jasa ternyata turun (deflasi) 0.2% mom dan naik 2.4% yoy, kedua angka tsb lebih rendah dari polling Reuters sebelumnya. Kemarin JERMAN telah umumkan perkiraan awal CPI (June) pada level 2.2% yoy dan 0.1% mom , keduanya sukses lebih rendah dari ekspektasi. Sore nanti menyusul perkiraan awal CPI EUROZONE (June) dengan forecast : 2.5% yoy, diharapkan mampu sedikit mendingin dari 2.6% periode sebelumnya.

KOMODITAS : Harga MINYAK naik sekitar 2% ke level tertinggi dalam 2 bulan , pada hari Senin di tengah harapan meningkatnya permintaan selama musim mengemudi musim panas di belahan bumi utara dan kekhawatiran bahwa konflik di Timur Tengah dapat menyebar dan mengganggu supply minyak global ; plus adanya ancaman topan badai besar Hurricane Beryl yang akan menghantam area penghasil minyak di Teluk Mexico. Futures BRENT naik 1,9%, menjadi USD 86,60 / barel, sementara minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) naik 2,3% menjadi USD 83,38. Itu merupakan penutupan tertinggi bagi Brent sejak 30 April selama 3 hari berturut-turut dan tertinggi bagi WTI sejak 26 April.

IHSG catatkan kenaikan di atas 1% membawa IHSG semakin tinggi ke level 7139.63, didukung oleh dana segar asing pertama di bulan Juli, Foreign Net Buy senilai IDR 185.29 milyar (RG market). BANK INDONESIA laporkan Inflasi (June) aman terkendali pada tingkat 2.51% yoy, Inflasi Inti pun semakin mendingin ke angka 1.90% yoy.

Menyikapi beragam kondisi diatas, analis NH Korindo Sekuritas menilai hawa bullish masih bisa dipertahankan sampai IHSG mencapai TARGET / resistance jangka menengah di sekitar 7225 ; level inilah yang akan menentukan apakah akan terjadi konsolidasi sejenak atau terus break out menuju next TARGET : 7300-7400.

“IHSG berpeluang lanjut menguat,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Selasa (02/7).


https://pasardana.id/news/2024/7/2/analis-market-0272024-ihsg-berpeluang-lanjut-menguat/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here