Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (25/6), IHSG ditutup melemah 6,46 poin (-0,09%) ke 6.882,70.
IHSG bergerak mixed dibayangi aksi profit taking pelaku pasar pasca mengalami kenaikan 2,4% selama 3 hari terakhir.
Kemudian, rencana pengetatan kuantitatif Bank of Japan (BoJ) pada Juli mungkin lebih besar dari yang diperkirakan pasar ikut menjadi penekan market.
Bahkan mungkin disertai kenaikan suku bunga, pasalnya, selama seminggu terakhir banyak tekanan kepada bank sentral karena pelemahan yen.
Di sisi lain, nilai tukar Rupiah kemarin terapresiasi +0,32% terhadap dollar AS menjadi Rp 16.379 (JISDOR).
Sementara itu, Wall Street tadi malam di tutup variatif, DJIA (-0,76%), S&P 500 (+0,39%), & Nasdaq (+1,28%).
Sektor teknologi berhasil menguat setelah aksi jual yang signifikan pada hari sebelumnya, di mana, para investor beralih dari saham-saham semikonduktor dan kecerdasan buatan ke sektor-sektor lain.
Saham Nvidia melonjak 6,7%, menghentikan penurunan beruntun selama tiga hari yang telah menghapus lebih dari $400 miliar kapitalisasi pasar perusahaan.
Sektor jasa komunikasi juga menguat, sedangkan sektor real estat dan material melemah.
Microsoft naik 0,7% setelah Uni Eropa menuduh perusahaan ini melakukan pelanggaran antimonopoli terkait Teams.
Apple dan Amazon naik 0,4%, Meta naik 2,3%, dan Alphabet naik 2,7%.
Dari sisi data ekonomi, pertumbuhan harga rumah melambat di bulan April.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG memiliki ruang untuk menguat namun dibayangi aksi profit taking,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Rabu (26/6).
https://pasardana.id/news/2024/6/26/analis-market-2662024-ihsg-memiliki-ruang-untuk-menguat-namun-dibayangi-aksi-profit-taking/