Alasan Efisiensi, Kimia Farma Berencana Tutup 5 Pabrik Obat

Beritamu.co.id – PT Kimia Farma Tbk Tbk (KAEF) berencana bakal menutup lima pabrik obatnya. Hal tersebut diungkap langsung oleh Dirut PT Kimia Farma Tbk David Utama dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/6).

Terkait rencana penutupan pabriknya ini, David mengatakan semenjak Kimia Farma Tbk dibentuk, beban operasional perusahaan terlalu tinggi karena utilisasi pabrik yang dimiliki tak pernah lebih dari 40 persen.

“Jadi waktu tadi ditanya, enak banget bikin pabrik tapi sekarang tanggung jawabnya seperti apa. Jadi hari ini kalau tidak mengambil keputusan untuk melakukan rasionalisasi pabrik, tanggung jawab kami tambah berat kerena membiarkan ini jadi masalah ke depannya,” terang David.

Untuk itu, lanjut David, pihaknya memang akan melakukan rasionalisasi pabrik yang menyesuaikan dengan keadaan. Meski begitu, Ia menyebut rasionalisasi ini tidak akan dilakukan tahun ini, mengingat perizinannya butuh waktu hingga dua tahun. 

David sebelumnya mengungkap Kimia Farma menghadapi tantangan dari sisi manufakturnya.

“Efisiensi. Jadi fasilitas yang kita punya disesuaikan dengan kebutuhan yang kita perlukan,” imbuh dia.

Sementara untuk karyawan yang bekerja, akan dilakukan mekanisme sesuai peraturan perundang-undangan. David memastikan karyawan yang terdampak diperlakukan adil.

“(Karyawan) akan kita jalankan secara peraturan kalau ada dampaknya kan. Pasti kita jalankan dengan adil sesuai peraturan yang ada,” tegas David.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan dan tahunan, KAEF membukukan penjualan menjadi Rp 9,96 triliun pada 2023, naik 7,93 persen dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp 9,23 triliun. 

Meski penjualan meningkat, KAEF mencatatkan laba rugi tahun berjalan sebesar Rp 1,81 miliar pada 2023.

Sementara, penurunan laba pada 2023 dipengaruhi antara lain oleh penurunan kapasitas di 10 pabrik yang dimiliki, hingga beban keuangan yang naik 18,49 persen secara tahunan, juga HPP yang naik 25,83 triliun.