Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (28/5/2024) : IHSG Diproyeksi Breakdown MA50, Pasang Posisi Buy

ANALIS MARKET (28/5/2024) : IHSG Diproyeksi Breakdown MA50, Pasang Posisi Buy

10
0

Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, MARKET US & UK tutup di hari Senin (27/05/24) karena libur Memorial Day, jadi para pelaku pasar tengah memperdebatkan apa yang akan diputuskan oleh EUROPEAN CENTRAL BANK pada tanggal 6 Juni mendatang.

Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin punya ruang untuk memangkas suku bunga seiring dengan melambatnya trend inflasi mereka, namun perlu lebih lama untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut.

Sementara ECB sepertinya telah menjanjikan penurunan suku bunga pada tanggal 6 Juni, apa yang perlu dipikirkan para pelaku pasar sekarang adalah bagaimana langkah mereka selanjutnya dan laju kecepatan penurunan suku bunga; membuat para pelaku pasar mengevaluasi kembali ekspektasi mereka untuk bertaruh hanya satu kali penurunan suku bunga lagi pada tahun ini.

Para pejabat ECB mengutarakan bahwa mereka memerlukan keleluasaan untuk menentukan secara meeting by meeting dan berdasarkan data ekonomi yang dipantau dari waktu ke waktu.

Angka Inflasi EUROZONE akan dirilis masing-masing pada hari Jumat (setelah JERMAN umumkan CPI mereka lebih dulu di hari Rabu) di mana para ekonom percaya konsensus hingga 2,5% tidak akan menghentikan ECB untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter minggu depan.

MARKET ASIA & EROPA: Sebagian besar pasar saham Asia menguat pada hari Senin, memperbaiki keadaan dari kejatuhan yang terlihat minggu lalu, seraya mengantisipasi petunjuk lebih lanjut mengenai inflasi dan suku bunga AS dalam beberapa hari mendatang. Data Senin kemarin menunjukkan laba sektor industri CHINA tumbuh dengan kecepatan stabil di bulan April dibandingkan bulan sebelumnya. Namun berkurangnya optimisme terhadap langkah-langkah stimulus belakangan ini dari Beijing membuat keuntungan di pasar China menjadi terbatas. Sementara itu di benua Eropa, JERMAN merasa masih agak pesimis memandang iklim dunia usaha 6 bulan ke depan, nyata dari indeks German Ifo Business Climate (Mei) yang masih flat di angka 89.3 sama seperti bulan sebelumnya.

KOMODITAS: Harga EMAS menguat tipis pada perdagangan di hari Senin, sedikit naik dari kejatuhan harga pekan lalu seiring para trader mengantisipasi pergerakan pasar logam menjelang pembacaan indeks acuan penting terkait Inflasi AS di pekan ini. Penguatan harga juga diikuti oleh logam mulia lainnya seperti Platinum (+1.2%) dan Perak (+1.7%), serta logam industri seperti futures TEMBAGA 1 bulan naik +0.3%, rebound setelah runtuh dari titik rekor tertinggi pekan lalu. Harga spot emas naik 0.4% di level USD 2343,23/ounce, juga rebound setelah rontok dari titik rekor USD 2450 di pekan lalu. Fokus para trader ada pada apakah pasar fisik tembaga memang seketat yang disangka; dan apakah supply akan tetap stabil dalam beberapa bulan mendatang. Pasar juga menunggu lebih banyak isyarat dari importir tembaga utama CHINA, terutama mengenai bagaimana pemerintah China berencana mendanai dan melaksanakan sejumlah langkah stimulus yang baru-baru ini diumumkan; selainnya memusatkan perhatian pada data US PCE price index yang sedianya dirilis Jumat. Dari komoditas ENERGY, harga MINYAK terapresiasi 1% dalam perdagangan yang berlangsung lambat seiring hari libur di US & UK, setelah melalui market yang lesu pekan lalu akibat prospek suku bunga AS yang belum jelas terkait Inflasi mereka yang terkesan susah turun. Kontrak BRENT bulan Juli ditutup naik 1.2% pada harga USD 83.12/barrel, sementara futures US WTI naik 93 sen ke harga USD 78.65/ barrel. Adapun baik Brent maupun US WTI alami kelongsoran harga 2% dan 3% pada pekan lalu seiring dipublikasikannya Federal Reserve meeting minutes yang menunjukkan bukannya tidak mungkin para pejabat bank sentral AS justru malah akan menaikkan suku bunga kembali jika penanganan Inflasi terkesan stagnan. Rapat OPEC yang dijadwalkan tanggal 2 Juni secara online juga akan pegang peranan penting dalam menentukan masa depan harga Minyak secara mereka akan merundingkan keputusan perpanjangan pemangkasan produksi sukarela sebesar 2.2 juta barrel yang telah berjalan. Sementara itu, hari Senin kemarin Goldman Sachs telah menaikkan prediksi demand minyak global untuk tahun 2030 dan memperkirakan konsumsi akan mencapai puncaknya pada tahun 2034 karena potensi perlambatan dalam penggunaan kendaraan listrik, sehingga menjaga kilang tetap beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi dari rata-rata hingga akhir dekade ini.

Baca Juga :  Dirut Pertamina Tegaskan Gas Elpiji 3 Kg Hanya Untuk Masyarakat Miskin

Para investor & trader pasar modal INDONESIA tengah menunggu usainya konsolidasi IHSG di kala menguji Support MA10 & MA20 sekitar 7190-7170. IHSG perlu menembus kembali ke atas Resistance terdekat yaitu MA50/7235 demi menciptakan swing naik yang baru.

Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas menyarankan Average Up atau kembali lakukan positioning Buy ketika hal tersebut terwujud, demi amannya.

“IHSG diproyeksi Breakdown MA50, reject MA5,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Selasa (28/5).


https://pasardana.id/news/2024/5/28/analis-market-2852024-ihsg-diproyeksi-breakdown-ma50-pasang-posisi-buy/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here