Home Bisnis MARKET PEFINDO dan S&P Global Ratings Bahas Tren Kredit di Bawah Pemerintahan Baru

PEFINDO dan S&P Global Ratings Bahas Tren Kredit di Bawah Pemerintahan Baru

9
0

Beritamu.co.id – S&P Global Ratings, lembaga pemeringkat kredit independen terkemuka di dunia, bersama dengan PEFINDO, lembaga pemeringkat kredit pertama dan terbesar di Indonesia, menyelenggarakan seminar Annual Indonesia Credit Spotlight yang kedua di Jakarta.

Seminar bertajuk “Tren Kredit di Bawah Pemerintahan Baru” tersebut menghadirkan para ahli yang membahas mengenai tren kredit utama yang akan membentuk masa depan keuangan Indonesia.

Senior Economist S&P Global Ratings, Vishrut Rana menyampaikan, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama mencatatkan capaian yang begitu tangguh didukung oleh belanja pemerintah yang kuat.

“Untuk sisa tahun 2024, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih lambat dari trennya karena siklus permintaan domestik yang lebih lemah dan kebijakan moneter yang lebih ketat. Pasca tahun 2024, perekonomian Indonesia akan menuai manfaat dari pertumbuhan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja serta keuntungan dari investasi langsung yang berasal dari dalam dan luar negeri, sehingga menempatkan Indonesia pada jalur pertumbuhan yang stabil hingga tahun 2030,” beber Vishrut Rana, seperti dilansir dari siaran pers, Rabu (15/5/2024).

Terkait tren keuangan pemerintah, Direktur Sovereign Ratings S&P Global Ratings, Andrew Wood menuturkan, bahwa kinerja fiskal Indonesia terus memperoleh manfaat dari pertumbuhan pendapatan yang baik dan keputusan belanja yang penuh kehati-hatian.

“Kami mengantisipasi akan terjadinya transisi yang mulus dari pemerintahan saat ini ke pemerintahan berikutnya, meskipun pendekatan pemerintahan selanjutnya terhadap kebijakan fiskal dan reformasi ekonomi, serta dinamika koalisi parlemen, akan menjadi faktor penentu yang penting atas kinerja Indonesia selama lima tahun ke depan. Kondisi eksternal Indonesia saat ini berada pada kondisi yang lebih kuat dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Kembalinya pertumbuhan ekspor yang lebih cepat dapat menjaga momentum ini tetap berjalan,” ungkap Andrew.

Pada tren korporasi, Managing Director Corporate Ratings S&P Global Ratings, Xavier Jean menyatakan, perusahaan-perusahaan di Indonesia mungkin akan memasuki periode pertumbuhan yang lebih lambat dan pengembalian modal yang relatif lebih rendah selama 5 tahun ke depan.

Pertumbuhan PDB yang stabil tidak lagi menghasilkan banyak tambahan pendapatan dan laba, di tengah kenaikan harga dan tekanan terhadap pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income).

Biaya pendanaan yang dalam kondisi “Higher-for-Longer” akan membebani profitabilitas bersih di sektor padat modal.

“Perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak kehilangan minatnya terhadap belanja perusahaan, bahkan ketika pertumbuhan pendapatan dan laba mengalami perlambatan. Kami sedang mengamati dimulainya siklus belanja baru, terutama di sektor-sektor yang terkena risiko transisi dan deplesi,” jelas Xavier.

Sementara itu, Kepala Divisi Pemeringkatan PEFINDO, Yogie Perdana menyebutkan, kondisi kredit korporasi lokal diperkirakan akan tetap stabil ditengah tantangan seperti pelemahan rupiah dan kenaikan suku bunga.

“Kebijakan ekonomi yang lebih jelas setelah ditetapkannya Prabowo sebagai presiden terpilih, dan transisi pasca pemilu yang lancar akan memberikan stabilitas makroekonomi dan mendukung kondisi kredit bagi perusahaan-perusahaan lokal,” jelasnya.

Pada tren Perbankan, Direktur Financial Institutions Ratings S&P Global Ratings, Ivan Tan mengemukakan, bahwa bank-bank di Indonesia telah menunjukkan pemulihan yang kuat pascapandemi dan saat ini menikmati profitabilitas yang baik dengan tetap menjaga rasio permodalan yang sehat.

“Namun demikian, masih terdapat tantangan pada kualitas aset yang mungkin akan menjadi tantangan utama dalam lingkungan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” ungkap Ivan.

Menyoroti tren Perusahaan Pembiayaan, Kepala Divisi Pemeringkatan Sektor Keuangan PEFINDO, Danan Dito menyampaikan, bahwa ketahanan perusahaan pembiayaan di Indonesia sedang menghadapi tantangan dengan meningkatnya risiko dan tingkat volatilitas makroekonomi, di mana para perusahan tersebut harus berhadapan dengan suku bunga yang lebih tinggi dan prospek pertumbuhan yang lebih rendah.

Baca Juga :  Rayakan HUT ke-28, XL Axiata Berikan Diskon Menarik dan Kejutan Spesial Untuk Pelanggan Setia

“Namun, pemulihan penjualan unit otomotif pasca pandemi, keinginan perbankan untuk mendanai industri pembiayaan, dan marjin yang relatif tinggi menjadi faktor penunjang terhadap kondisi fundamental perusahaan pembiayaan di Indonesia, sehingga rasio keuangan seharusnya tetap terjaga,” jelas Danan Dito.

Lebih lanjut, seminar juga membahas tren keuangan berkelanjutan di Indonesia, dimana Head of Sustainable Finance Asia-Pacific S&P Global Ratings, Bertrand Jabouley berpendapat, bahwa dalam konteks Indonesia, transisi energi sangatlah kompleks di tengah perubahan taksonomi Indonesia yang terbaru.

“Hal itu disebabkan oleh kontribusi industri batubara terhadap kekayaan nasional, seluruh lapangan kerja dan masyarakat yang bergantung pada rantai nilainya (value chain), konsentrasi geografisnya di provinsi-provinsi utama, dan produksi mineral dengan energi yang intensif penting bagi energi bersih,” kata Bertrand.

Pada topik tren infrastruktur di Indonesia, Managing Director Infrastructure Ratings S&P Global Ratings, Abhishek Dangra menyampaikan, bahwa kebijakan Indonesia perlu diarahkan untuk mengatasi subsidi listrik, serta iming-iming harga batu bara yang murah, dan keengganan pemerintah untuk menaikkan tarif.

“Revisi rencana transisi energi Indonesia bergantung pada peningkatan tajam kapasitas pembangkit tenaga surya dan gas, serta sejumlah kapasitas pembangkit tenaga nuklir untuk menggantikan batu bara. Rencana-rencana ini belum tercapai dalam skala besar, terutama dengan dana yang dialokasikan hingga saat ini yang hanya merupakan sebagian kecil dari total investasi yang diperlukan untuk tujuan transisi,” jelas Abhishek.

Sekedar informasi, S&P Global Ratings merupakan sebuah divisi dari S&P Global Inc. (NYSE: SPGI), adalah penyedia peringkat kredit independen terkemuka di dunia.

Pemeringkatan yang dilakukan oleh S&P Global Ratings sangat penting untuk mendorong pertumbuhan, memberikan transparansi, dan membantu mengedukasi pelaku pasar dalam pengambilan keputusan.

S&P Global Ratings memiliki lebih dari 1 juta peringkat kredit yang beredar pada entitas pemerintah, korporasi, sektor keuangan, serta entitas keuangan terstruktur dan sekuritas.

S&P Global Ratings menawarkan pandangan pasar independen yang dibangun berdasarkan kombinasi unik antara perspektif luas dan wawasan lokal, serta memberikan pendapat dan penelitiannya tentang risiko kredit.

Pelaku pasar memperoleh informasi independen untuk membantu mendukung pertumbuhan pasar utang yang transparan dan likuid di seluruh dunia.

Adapun PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) merupakan sebuah perusahaan yang didirikan pada tanggal 21 Desember 1993 atas prakarsa Badan Pengawas Pasar Modal/BAPEPAM (sekarang Otoritas Jasa Keuangan atau OJK) dan Bank Indonesia.

PEFINDO dimiliki oleh 79 pemegang saham yang terdiri dari Bursa Efek Indonesia, Lembaga Pemeringkat Kredit Global, Bank, Dana Pensiun, Perusahaan Asuransi, dan Perusahaan Sekuritas.

Sejak didirikan, PEFINDO telah melakukan pemeringkatan lebih dari 1.100 entitas dan berbagai instrumen pasar modal termasuk Obligasi, Sukuk, Medium Term Notes (MTN), Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA), Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan Surat Berharga Komersil (SBK).

Untuk mendukung penerbitan obligasi daerah di Indonesia, PEFINDO telah melakukan analisis dan pemeringkatan terhadap beberapa pemerintah daerah.

Per 31 Maret 2023, PEFINDO telah melakukan pemeringkatan instrumen utang dengan total nilai Rp406,24 triliun atau 84,40% dari seluruh instrumen utang yang beredar di Indonesia dengan senilai Rp481,33 triliun.


https://pasardana.id/news/2024/5/16/pefindo-dan-sp-global-ratings-bahas-tren-kredit-di-bawah-pemerintahan-baru/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here