Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (03/5/2024) : IHSG Berpotensi Melemah

ANALIS MARKET (03/5/2024) : IHSG Berpotensi Melemah

15
0

Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Wall Street ditutup di teritori positif dengan NASDAQ memimpin penguatan dengan naik 1.5% sementara S&P 500 ditutup 1% lebih tinggi pada perdagangan hari Kamis (02/05/24), dipimpin oleh sektor Teknologi karena para investor terus mencerna sejumlah laporan keuangan perusahaan menjelang data tenaga kerja bulanan penting yang akan dirilis pada hari Jumat.

Data Initial Jobless Claims terakhir menjelaskan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran di pekan terbaru tetap stabil pada angka 208 ribu seperti juga minggu sebelumnya, adapun nyatanya lebih rendah dari perkiraan 212 ribu, sehingga pasar tenaga kerja dinilai masih cukup ketat. Fokus para pelaku pasar sekarang beralih ke laporan Nonfarm Payrolls April yang akan diawasi ketat pada hari Jumat, yang diperkirakan akan menunjukkan kemungkinan meningkat sebesar 243.000 pekerjaan di bulan April setelah naik sebesar 303.000 di bulan Maret.

Data pasar tenaga kerja ini muncul pada pekan yang sama saat Federal Reserve mempertahankan suku bunga tidak berubah di akhir FOMC Meeting hari Rabu, dan Powell mengisyaratkan bahwa pergerakan suku bunga berikutnya kemungkinan besar adalah penurunan suku bunga.

Dengan menyingkirkan kemungkinan suku bunga naik di tahun ini, Chairman The Fed sedikit memberikan kelegaan pada para pelaku pasar walaupun beragam sikap market muncul setelah statement tersebut.

Goldman Sachs tetap berkeyakinan akan ada dua pemotongan suku bunga di tahun ini, sementara Macquarie tampaknya lebih pesimis mengenai hal tersebut walau mereka masih memperhitungkan kemungkinan pivot di tahun ini.

INDIKATOR EKONOMI lain yang mungkin mewarnai sentimen market adalah Upah rata-rata per jam (Apr.) serta US Unemployment Rate (Apr.) yang mana terakhir masih berada di level 3.8%, serta serangkaian data S&P Global Composite PMI (Apr.) di mana diharapkan AS masih mampu bertahan di atas angka 50 untuk sektor jasa, demikian pula halnya dengan prediksi ISM Non-Manufacturing PMI (Apr.) yang justru lebih kuat di wilayah ekspansif.

MARKET ASIA & EROPA: KOREA SELATAN dan INDONESIA sama-sama merilis angka Inflasi yang mendingin di bawah perkiraan: Korea Selatan melaporkan CPI (Apr.) di level 2.9% yoy, berhasil turun bahkan di bawah ekspektasi 3.0%. Demikian pula Indonesia mencatatkan IHK April di level 3.0% yoy, pun lebih rendah dari perkiraan 3.06% dan bulan sebelumnya 3.05%; walau secara bulanan agak lebih tinggi di atas prediksi karena mahalnya faktor biaya transportasi pada masa mudik Lebaran. Bicara mengenai PMI, kedua negara inipun sama-sama mencatatkan performa yang menurun di sektor manufaktur walau Indonesia masih bertahan di wilayah ekspansif, berbeda dengan Korea Selatan yang masih berjuang untuk keluar dari area kontraksi. Mengikuti mereka, JERMAN & EUROZONE pun telah hadirkan angka Manufacturing PMI mereka yang walau performanya telah meningkat di atas prediksi namun masih belum menyentuh angka 50. Hari ini menyusul INGGRIS yang akan meng-update kondisi Composite PMI & Services PMI mereka untuk bulan April, di mana diperkirakan masih aman di wilayah ekspansif.

Baca Juga :  Siap Beroperasi, Lapangan Gas Selat Madura Diharapkan Tingkatkan Produksi Gas Nasional

KOMODITAS: Harga MINYAK mendekati level terendah dalam tujuh minggu pada perdagangan Kamis, ditutup pada range tipis secara kedua acuan harga berada di bawah tekanan dari lemahnya permintaan global, meningkatnya persediaan AS, dan memudarnya harapan untuk penurunan suku bunga AS secara cepat. Futures minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) turun 5 sen menjadi USD 78,95/barel, terendah sejak 12 Maret; sementara BRENT juga sempat mencapai titik  terendah sejak awal Maret, sebelum kemudian rebound dari posisi terendah intraday dan ditutup 0,3%, lebih tinggi pada harga USD 83,67/barel. Para trader minyak semakin khawatir terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi di AS, sementara di pihak lain Perang Israel – Hamas terus berlanjut tanpa memberikan dampak besar terhadap gangguan pasokan minyak Timur Tengah. Sehari sebelumnya, harga minyak turun lebih dari 3% di hari Rabu setelah pemerintah AS melaporkan lonjakan stok minyak mentah yang mengejutkan serta The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah karena inflasi yang membandel. Pada komoditas lain, harga spot EMAS naik tipis 0.3% pada penutupan perdagangan Kamis ke level USD 2325.02/ounce. Harga komoditas ini menguat 2 hari berturut-turut setelah Federal Reserve menunjukkan kecenderungan menuju pemotongan suku bunga di masa depan.

IHSG ditutup persis pada Support upper channel yang sejatinya membuka jalan naiknya menuju TARGET sekitar 7330, setelah terbentur Resistance krusial MA50 pada level High 7270 kemarin.

Menyikapi kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas menilai, pelemahan ini masih berpotensi diselamatkan, asal IHSG segera naik ke atas Resistance berturut-turut: 7140-7150/7200 yang merupakan MA10 & MA20. Namun sebaliknya, para investor/trader juga disarankan untuk kurangi posisi apabila IHSG naga-naganya harus kembali jebol ke bawah Support 7100.

“IHSG berpotensi melemah,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Jumat (03/5).


https://pasardana.id/news/2024/5/3/analis-market-0352024-ihsg-berpotensi-melemah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here