Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 masing-masing menguat 0.7% dan 0.9% pada perdagangan hari Senin (22/04/24), rebound dari penurunan mingguan terbesarnya sejak Maret 2023 seiring para investor menantikan laporan keuangan kuartalan dari perusahaan-perusahaan teknologi besar.
Sektor Teknologi memimpin rebound pasar yang lebih luas secara NASDAQ Composite naik 1,1% berbalik arah dari trend turun belakangan ini karena para investor tengah memantau laporan pendapatan dari empat saham ‘Magnificent 7’ yang akan melaporkan kinerja kuartalan mereka minggu ini secara berturut-turut: Tesla pada hari Selasa, Meta Platforms milik Facebook pada hari Rabu, diikuti oleh Microsoft dan Alphabet milik Google pada hari Kamis.
Menjelang laporan keuangannya, Tesla turun lebih dari 3% setelah produsen mobil listrik ini mengumumkan penurunan harga baru di beberapa pasar utama, termasuk China dan Jerman, beberapa hari setelah penurunan serupa di Amerika Serikat, yang berisiko menimbulkan perang harga kendaraan listrik.
Imbal hasil US Treasury tenor 2 tahun sempat melesat mencapai 5%, seiring para investor menantikan sejumlah data penting termasuk data manufaktur, data awal GDP kuartal pertama, dan data PCE price index yang merupakan acuan inflasi favorite The Fed, di akhir minggu ini. Indikator ekonomi ini pegang peranan penting saat ini karena pelaku pasar telah memperhitungkan peluang penurunan suku bunga yang semakin terkikis untuk tahun ini, dengan hanya dua rate cut yang diperkirakan, di mana berada di bawah proyeksi The Fed. Menjelang FOMC Meeting berikut di tanggal 1 Mei, khalayak ramai memperkirakan The Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah, tetapi fokusnya ada pada komentar Chairman Federal Reserve Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang prospek suku bunga ini. Adapun para pejabat bank sentral AS saat ini telah berada dalam periode media blackout/masa tenang menjelang rapat mereka pada 1 Mei nanti.
KOMODITAS: Harga MINYAK dunia turun tipis pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat dipicu oleh pernyataan Iran yang tidak akan memperburuk konflik dengan Israel. Alhasil harga minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun 29 sen menjadi USD82.85/barel di New York Mercantile Exchange, demikian pula harga minyak mentah berjangka BRENT untuk pengiriman Juni 2024 berkurang 29 sen menjadi USD87/barel seperti dikutip dari CNBC International. Kedua harga acuan minyak global tersebut turun sebesar 3% minggu lalu, namun masing-masing masih membukukan penguatan hampir 16% dan 13% di sepanjang tahun ini. Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, mengatakan kepada NBC News bahwa negaranya tidak berencana untuk merespons serangan balasan Israel yang diluncurkan pada Jumat. Dengan demikian para pelaku telah sedikit meredakan kekhawatiran mereka bahwa Perang Israel-Iran ini akan tereskalasi lebih lanjut. Fokus pasar kemungkinan akan kembali ke aspek fundamental pasokan dan permintaan di pekan ini, walau belum tertutup kemungkinan resiko tensi geopolitik masih ada dalam kasus penutupan Selat Hormuz atau jika Arab Saudi terlibat dalam konflik secara langsung, secara ditengarai sejumlah negara Arab membantu Israel dengan menyediakan informasi intelijen yang akhirnya mampu mencegat serangan ratusan drone & rudal Iran.
SENTIMEN MAKROEKONOMI GLOBAL: CHINA menetapkan suku bunga mereka tak berubah pada 3.95% untuk jangka panjang dan 3.45% untuk PboC Loan Prime Rate. Sejumlah data PMI akan jadi perhatian hari ini, dimulai dari JEPANG yang baru saja merilis au Jibun Bank Japan Manufacturing & Services PMI yang keduanya mampu bertumbuh ke dan di wilayah ekspansif. Lebih siang lagi, data Composite PMI akan datang dari JERMAN, EUROZONE, & INGGRIS, serta AS. Tak lupa dari AS akan dinantikan indikator ekonomi terkait property seperti Building Permits dan New Home Sales untuk bulan Maret 2024.
INDONESIA: Sejumlah kalangan mulai bicara mengenai potensi kenaikan suku bunga acuan BI Rate guna meredam pelemahan Rupiah yang berkepanjangan dan ancaman peningkatan Inflasi. RDG BI yang akan berlangsung tanggal 23-24 April 2024 mengedepankan agenda utama penetapan BI7DRR yang saat ini berada pada level 6.0%. RUPIAH tak kunjung recover dari posisi >16200/USD, walau secara teknikal ada indikasi minor pullback setidaknya ke arah 16150-16100. Indonesia kemarin melaporkan SURPLUS TRADE BALANCE sebesar USD 4.47 miliar di bulan Maret 2024, suatu angka yang jelas jauh lebih besar dari USD 830 juta di bulan Februari, dan juga lebih besar dibanding USD 2.83 miliar pada Maret 2023. Surplus ini merupakan yang terbesar sejak Februari 2023, didorong oleh penurunan Impor (-12.76%) yang jauh lebih besar dari penurunan Ekspor (-4.19%). Walau demikian, hasil di atas tak mampu mengangkat IHSG ke teritori positif pada perdagangan Senin (22/4) kemarin, di mana IHSG masih harus tergerus 13.5 points/-0.19% ke level 7073.82 akibat net sell asing yang masih lumayan besar IDR 919 miliar (all market). Level penutupan ini pun masih di bawah Support aman untuk terhindarkan dari ancaman konsolidasi yang lebih dalam akibat terbentuknya pola Double Top secara teknikal, yang menyimpan resiko turun lebih lanjut setidaknya menguji level psikologis 7000 untuk awalnya.
Menimbang sentimen negatif market yang sepertinya lebih dominan, analis NH Korindo Sekuritas menyarankan para investor/trader untuk lebih berhati-hati di pekan ini, usahakan lebih banyak cash, dan gunakan penguatan harga untuk jual di harga yang lebih baik demi mengurangi posisi portfolio.
“Indeks cenderung bergerak melemah – konsolidasi,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Selasa (23/4).
https://pasardana.id/news/2024/4/23/analis-market-2342024-ihsg-cenderung-melemah/