Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (1/3), IHSG ditutup melemah 4,20 poin (- 0,06%) ke level 7.311,91.
IHSG melemah disebabkan berlanjutnya net foreign sell sebesar Rp388,24 miliar di pasar saham domestik.
Kemudian pekan lalu, BPS merilis data inflasi Indonesia mencatatkan kenaikan menjadi 2,75% yoy pada Februari 2024 (vs 2,57% yoy; Jan-24).
Kenaikan inflasi tersebut salah satunya disumbang oleh kenaikan harga beras dengan andil 0,67% yoy (Feb-24).
Dari eksternal, PMI Manufaktur China (Feb-24) tercatat di angka 49,1 (<50/kontraksi).
Sebagai catatan, sepekan terakhir IHSG berhasil menguat +0,23% dengan net foreign sell sebesar Rp3,69 triliun.
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat, tercermin dari DJIA (+0,23%), S&P 500 (+0,80%), dan Nasdaq (+1,14%).
S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi baru pada hari Jumat, didorong oleh reli saham-saham teknologi karena berkurangnya kekhawatiran mengenai Federal Reserve yang menunda penurunan suku bunga.
Data ISM terbaru mengungkapkan bahwa aktivitas pabrik mengalami kontraksi lebih dari yang diperkirakan pada bulan Februari, dan sentimen konsumen Michigan direvisi turun secara tajam.
Laporan inflasi PCE memberikan sedikit keringanan terhadap tekanan inflasi, di saat yang sama klaim awal yang lebih tinggi dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memulai penurunan suku bunga pada bulan Juni.
Sebagai catatan, sepekan terakhir DJIA (- 0,11%), S&P 500 (+0,95%), dan Nasdaq (+1,74%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung mixed,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (04/3).
https://pasardana.id/news/2024/3/4/analis-market-04320240-ihsg-diperkirakan-cenderung-mixed/