Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, DJIA dan S&P 500 menguat ke rekor penutupannya pada perdagangan hari Senin (29/01/24), karena investor menambah posisi bullish pada sektor Teknologi menjelang laporan pendapatan dari beberapa perusahaan teknologi berkapitalisasi besar, ditambah event ekonomi makro utama termasuk FOMC Meeting Federal Reserve dan laporan tenaga kerja bulanan yang akan dirilis pada akhir pekan ini.
NASDAQ memimpin penguatan dari ketiga indeks saham utama AS dengan melonjak 1.1% menyambut musim laporan keuangan; 19% dari perusahaan S&P500 termasuk 5 dari “Magnificent Seven” yaitu Alphabet, Microsoft, Apple, Amazon, dan Meta berturut-turut dijadwalkan akan merilis kinerja tahunan mereka.
Permulaan pekan pasar saham yang gemilang ini juga terbantu oleh turunnya yield US Treasury, menyusul melonggarnya kekhawatiran atas level pinjaman US Treasury yang direncanakan, dari tadi USD 816 miliar turun menjadi USD 760 miliar.
FOMC Meeting Federal Reserve akan dimulai hari Selasa, di mana khalayak ramai telah memperkirakan akan menelurkan keputusan menahan suku bunga tetap di level saat ini ; selanjutnya para investor akan giat mencari petunjuk mengenai pemotongan suku bunga.
Selain itu, para pelaku pasar juga akan memantau lekat-lekat data tenaga kerja JOLTS job opening dan Consumer Confidence di hari yang sama, di mana AS diprediksi menciptakan 8.75juta lowongan kerja baru di bulan Desember dan konsumen punya pandangan yang lebih optimis atas dunia usaha di bulan January ini ; sebelum disusul oleh ADP Nonfarm Payroll dan Initial Jobless Claims pada hari Rabu & Kamisnya.
MARKET ASIA & EROPA: Namun sebelum data itu semua, Jepang akan awali pagi ini dengan data tenaga kerja & unemployment rate mereka untuk bulan Desember di mana diramalkan tidak akan banyak berubah dengan bulan sebelumnya. Saham Eropa kemarin juga menyentuh titik tertinggi 2tahun seiring optimisme yang sama atas pemotongan suku bunga The Fed dan bank sentral lain seantero dunia turut mewarnai sentimen market. Rally pasar saham MSCI all-country world index memulai pekan yang sarat dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan besar, angka Inflasi Eropa, serta pertemuan Bank of England. Adapun mata uang Euro anjlok ke titik terendah hampir 7 minggu seiring semakin bertumbuhnya optimisme atas pemotongan suku bunga tahun ini. Dollar Index juga mundur teratur, berbarengan dengan yield US Treasury tenor 10tahun yang drop 8.6bps pada yield 4.074%, sementara German bund tenor 10tahun sebagai acuan obligasi Eropa, tergelincir 0.8bps pada yield 2.230%. Market Asia pun tak mau kalah turut melaju ke utara seiring pemerintah China meluncurkan langkah-langkah untuk stabilisasi pasar mereka di tengah sentimen negatif akibat pengadilan Hong Kong melikuidasi perusahaan property raksasa China Evergrande. Di saat yang sama, para hedge funds mengeksekusi aksi beli besar-besaran pada saham-saham perusahaan China, bahkan yang nilainya tertinggi dalam 5tahun selama 3hari belakangan ini, berkat paket penyelamatan pasar saham yang diluncurkan pemerintah China. Data penting dari benua Eropa hari adalah perkiraan awal German GDP 4Q23 di mana ekonomi masih terkontraksi 0.2% yoy, sedikit membaik dari posisi -0.4% di kuartal sebelumnya. Lebih sore lagi, perkiraan GDP yang sama akan diumumkan oleh Eurozone di mana pertumbuhan ekonomi 4Q23 pun diramalkan belum banyak berubah dari kuartal sebelumnya.
KOMODITAS: Harga MINYAK jatuh lebih dari 1 Dollar akibat berita guncangnya pasar property China menyulut kekhawatiran akan demand global bahan bakar, membuat para trader kembali mengevaluasi resiko premium dari
meningkatnya konflik Timur Tengah. Di sisi lain, harga EMAS ditutup 0.4% lebih tinggi pada harga USD 2025.4/ounce.
IHSG berhasil memanjat naik 20 points ke level penutupan 7157.175 didukung oleh minat beli asing sejumlah IDR 242.35 milyar setelah bergerak cukup volatile di teritori negatif, kebanyakan ditopang oleh saham-saham bank big-caps ; di tengah tempo perdagangan yang berhati-hati menyongsong data Inflasi Indonesia dan keputusan bank sentral AS. Namun posisi Closing IHSG belum mampu mengamankan posisinya bahkan ke atas MA50 sebagai Resistance pertama di angka 7164.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas masih menyarankan para investor/trader untuk WAIT & SEE dan kurangi posisi portfolio sambil menunggu animo market yang bullish lebih mantap.
“IHSG rebound sedikit untuk menutup gap diatas sesuai ekspektasi, namun terdapat upside rejection wick dan harga pun tutup dibawah MA50. Ini konfirmasi bahwa bullish run sudah berakhir dan sekarang waktunya IHSG koreksi,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Selasa (30/1).
https://pasardana.id/news/2024/1/30/analis-market-3012024-ihsg-berpotensi-koreksi/