Beritamu.co.id – PT Bank Negara Indonesia Tbk (IDX: BBNI) meraup laba bersih sebesar Rp20,9 triliun pada tahun 2023, atau tumbuh 14,2 persen secara tahunan.
Direktur Keuangan BBNI, Novita Widya Anggraini menyampaikan, perseroan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja tetap solid dan memberikan imbal hasil yang optimal bagi para pemangku kepentingan.
Hasilnya, penyaluran Kredit sepanjang tahun 2023 tumbuh sebesar 7,6 persen secara tahunan yang menyentuh Rp695 triliun, yang didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan anak usaha.
“Penyaluran kredit kepada Korporasi blue chip swasta tumbuh 14,3 persen secara tahunan, blue chip BUMN tumbuh 11,8 persen secara tahunan, kredit konsumer tumbuh 13,6 persen, serta perusahaaan anak yang tumbuh 134 persen,” tutur dia dalam paparan publik kinerja 2023, Jumat (26/1/2024) .
Lebih jelasnya, jelas dia, pertumbuhan kredit utamanya berasal dari segmen prospektif berisiko rendah.
Segmen ini menghasilkan penurunan profil risiko yang tergambar dari ATMR (Aset Tertimbang Menurut Risiko) untuk risiko kredit yang turun dari 82 persen di tahun 2019 menjadi 73 persen di tahun 2023.
Sedangkan Pendapatan non-bunga (non-interest income) juga terus memberikan dorongan positif pada profitabilitas, dengan pencapaian satu tahun penuh sebesar Rp21,47 triliun atau tumbuh 6,6 persen secara tahunan
Pada saat yang sama, lanjut dia, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) menjadi 2,14 persen dari 2,81 persen pada tahun 2022.
Sedangkan rasio Loan at Risk (LaR) pada 2023 berada di level 12,9 persen atau membaik dari posisi tahun 2022 pada level 16 persen.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada tahun 2023 tercatat tumbuh 5,4 peren menjadi Rp810,73 triliun.
Rasio Current Account Savings Account (CASA) terpantau kokoh di posisi 71,2 persen.
“Tren kenaikan suku bunga acuan mempengaruhi biaya bunga dana (Cost of Fund/CoF) yang memang tengah mengalami tren peningkatan dan fenomena ini terjadi merata di industri perbankan. Namun di tengah kondisi tersebut, CoF dapat dijaga di kisaran 2,2 persen, secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi di atas 3 persen,” papar Novita.
Untuk diketahui, BBNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20 persen pada tahun 2028.
Peningkatan ROE akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen consumer, corporate, dan UMKM sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.
https://pasardana.id/news/2024/1/26/bbni-raup-laba-rp20-9-triliun-pada-tahun-2023/