Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, saham-saham AS ditutup nyaris flat pada perdagangan hari Jumat (12/1), dalam pergerakan yang volatile, karena beragamnya laporan keuangan bank mengimbangi berita Inflasi di tingkat produsen yang lebih rendah dari perkiraan sehingga mendukung harapan adanya penurunan suku bunga dari Federal Reserve.
Data US PPI secara tak terduga turun di bulan Desember (aktual : -0.1% mom vs forecast : 0.1% mom) karena biaya barang seperti makanan dan bahan bakar diesel menurun, sementara harga untuk jasa tidak berubah untuk bulan ketiga berturut-turut, berbeda dengan angka inflasi konsumen yang lebih tinggi dari yang diperkirakan pada hari Kamis.
US rate futures market memperkirakan hampir 80% peluang penurunan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed bulan Maret, naik dari 71% pada Kamis malam, menurut aplikasi probabilitas LSEG.
Data hari Jumat juga membuat imbal hasil Treasury lebih rendah, meskipun komentar terbaru dari beberapa pejabat bank sentral menunjukkan bahwa mereka tidak akan menurunkan suku bunga.
Yield US Treasury bertenor 2tahun turun ke level terendah sejak Mei di 4,119% setelah data PPI dirilis; terakhir turun 11,8 basis poin pada 4,142%.
Untuk minggu ini, imbal hasil obligasi tenor 2tahun yang paling mencerminkan ekspektasi pergerakan suku bunga, turun 13,1 bps merupakan kinerja mingguan terburuknya dalam sebulan.
Imbal hasil obligasi acuan tenor 10-tahun turun ke level terendah satu minggu di 3,916%, dan terakhir di 3,955%, alias turun 1,7 bps.
Pasar keuangan AS akan ditutup hari Senin ini memperingati hari Martin Luther King Jr.
MARKET ASIA & EROPA : China laporkan data Inflasi di bulan Dec 2023 yang masih berkutat di wilayah deflasi, walau terdeteksi ada pertumbuhan Ekspor & Impor di bulan yg sama. Kredit baru yang digelontorkan di bulan Dec 2023 pun ternyata lebih rendah dari perkiraan. Hari ini para pelaku pasar sepertinya akan lebih perhatikan negara2 Eropa terkait rilis data : German Labour Productivity 3Q, Eurogroup Meetings, serta Industrial Production (Nov) dan data Trade Balance (Nov) dari Eurozone.
Tensi geopolitik dunia dirasakan semakin meningkat belakangan ini di mana tahun 2024 ini merupakan tahun PEMILU di beberapa negara, belum lagi memadamkan perang yang memang telah pecah di beberapa negara seperti Russia-Ukraina serta Israel-Hamas. Tak pelak, kondisi global ini membuat sejumlah harga komoditas kembali memanas. Di tengah January Effect yang tengah berlangsung di pasar saham Indonesia, asing terlihat membukukan beli bersih sepekan terakhir sebesar IDR 1.61 triliun, mentotalkan posisi YTD mereka sebanyak IDR 4.32 triliun.
Menyikapi beragam kondisi tersebut, analis NH Korindo Sekuritas menilai, posisi IHSG yang saat ini memang telah keluar dari trend naiknya, masih punya potensi konsolidasi lanjutan ke arah 7200, atau bahkan menuju target bottom 7070-7050 (up to angka bulat 7000 sebagai support psikologis).
Para investor / trader disarankan untuk bisa mulai BUY ON WEAKNESS di area-area support tersebut.
“IHSG berpotensi koreksi lebih dalam lagi. Wait & see,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Senin (15/1).
https://pasardana.id/news/2024/1/15/analis-market-1512024-ihsg-berpotensi-koreksi/