Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (11/1/2024) : IHSG Berpotensi Koreksi

ANALIS MARKET (11/1/2024) : IHSG Berpotensi Koreksi

23
0

Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Saham-saham AS ditutup lebih tinggi pada perdagangan hari Rabu (10/1) dengan NASDAQ memimpin penguatan sebesar 0.75% didukung oleh kenaikan saham-saham megacaps, menjelang laporan inflasi dan laporan kinerja bank-bank besar di akhir minggu ini.

Microsoft, Meta Platforms, dan Nvidia merupakan pendorong terbesar pada indeks S&P 500, di saat benchmark imbal hasil obligasi US Treasury 10-tahun bertahan mendekati 4% dan lelang senilai $37 miliar surat berharga tersebut menarik permintaan di atas rata-rata.

Kenaikan market pada hari Rabu ini membuat indeks S&P500 hanya berjarak 0,27% dari rekor penutupan 4,796.56 yang dicapainya pada 3 Januari 2022.

Para analis & investment manager menilai bahwa apa yang dilakukan pasar adalah mengevaluasi ekspektasi di tahun 2024 ini dalam hal pendapatan dan suku bunga, dan benar-benar mencari alasan untuk menjustifikasi lonjakan harga yang terlihat rally bulan November dan Desember.

SENTIMEN MARKET: Fokusnya akan beralih ke laporan inflasi konsumen dan produsen bulan Desember, masing-masing akan dirilis pada hari Kamis ini (sekitar jam 2030 WIB) dan esok Jumat (12/1), plus Initial Jobless Claims yang pekan lalu sempat memberi kejutan lebih rendah dari estimasi; di mana mereka semua dapat membantu menentukan jalur kebijakan moneter bagi bank sentral. Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams mengatakan pada hari Rabu bahwa masih terlalu dini untuk menyerukan penurunan suku bunga karena bank sentral masih memiliki target untuk mengembalikan inflasi ke level 2%. Pelaku pasar telah mengurangi ekspektasi menjadi peluang 67,6% untuk penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada bulan Maret, menurut CME Group FedWatch Tool. Pada hari Jumat, raksasa perbankan JPMorgan Chase, Bank of America, Citigroup dan Wells Fargo diperkirakan akan melaporkan laba 4Q23 yang lebih rendah.

MARKET ASIA: Bank of Korea hari ini akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter terkait suku bunga yang diperkirakan akan ditahan tetap di level 3.5%.

INDONESIA: Pada November 2023, Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat tetap kuat sebesar 207,9 atau secara tahunan tumbuh sebesar 2,1% yoy. Tetap kuatnya kinerja penjualan eceran tersebut terutama didorong oleh subkelompok Sandang dan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang tumbuh meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Adapun Bank Indonesia perkirakan kinerja penjualan eceran pada Desember 2023 akan tetap kuat. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember sebesar 217,9 atau secara tahunan tumbuh 0,1 persen (yoy), didorong oleh meningkatnya pertumbuhan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta Makanan, Minuman, dan Tembakau. Pejabat BI menjelaskan, secara bulanan penjualan eceran juga diprediksi meningkat, dengan pertumbuhan sebesar 4,8% mom. Kinerja seluruh kelompok diramal meningkat, terutama pada kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, subkelompok Sandang, serta kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sejalan dengan festive season libur Natal dan Tahun Baru yang meningkatkan permintaan dalam negeri, plus berkat strategi potongan harga dari retailer.

Baca Juga :  Pedagang Pulsa Ini IPO Incar Dana Hingga Rp109 Miliar

KOMODITAS: Harga MINYAK mentah berjangka terpukul turun akibat another surprise lonjakan tajam cadangan minyak mentah AS. Peningkatan cadangan minyak AS pada pekan yang berakhir 5 Januari mencapai 1,3 juta barel, melebihi perkiraan sebelumnya yang mengantisipasi penurunan sebesar 700.000 barel. Tak pelak hal tersebut mengirim harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2024 ditutup turun sebesar 1,2%, atau 87 sen, menjadi US$71,37 per barel di New York Mercantile Exchange. Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret 2024 berakhir merosot 1,2% juga, menjadi US$71,37 per barel di London ICE Futures Exchange. Menurut Energy Information Administration (EIA), cadangan minyak AS saat ini mencapai 432,4 juta barel. Selain itu, persediaan bahan bakar minyak (BBM) AS juga melonjak sebesar 8 juta barel, sementara persediaan distilat mengalami peningkatan signifikan sebesar 6,5 juta barel. Kondisi yang terbilang oversupply ini tak sejalan dengan demand global yang masih cenderung slow sehingga membuat harga Minyak kehilangan bargaining power.

IHSG tampak alami technical rebound setelah Low menyentuh Fibonacci retracement 38.2%, namun sayang penutupannya kurang mantap di atas MA20.

Menyikapi kondisi tersebut, analis NH Korindo Sekuritas menilai masih ada ancaman konsolidasi lebih lanjut menuju 7070-7050, up to angka bulat 7000 selaku Support psikologis; apabila IHSG tak kunjung perbaiki posisi ke atas MA10 atau 7285-7300 lagi.

Pergunakan penguatan harga sementara ini untuk kurangi posisi portfolio di harga yang lebih baik, sambil menunggu IHSG adem di area Support untuk kita kembali BUY ON WEAKNESS.

“IHSG berpotensi koreksi lebih dalam lagi. Wait & see direkomendasikan,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Kamis (11/1).


https://pasardana.id/news/2024/1/11/analis-market-1112024-ihsg-berpotensi-koreksi/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here