Home Bisnis MARKET Bersiasat Menjaga Marwah BTN Sebagai Raja KPR di Bumi Pertiwi

Bersiasat Menjaga Marwah BTN Sebagai Raja KPR di Bumi Pertiwi

14
0

Beritamu.co.id“Bank BTN sebagai pionir dan pemimpin pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menginginkan pengembangan bisnis secara keberlanjutan.”

Demikian disampaikan Direktur Utama BBTN, Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Senin (08/1).

“Karena kami meyakini, dengan industri pembiayaan perumahan yang tumbuh positif, maka akan turut menopang perekonomian nasional,” tegasnya.

Demikianlah misi atau jika tidak mau disebut ambisi Bank BTN (Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (IDX: BBTN) dalam positioning-nya sebagai ‘alat negara’ di sektor perbankan.

Maklum, Bank BTN ini masuk kategori sebagai Bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara).

Di Indonesia sendiri, rasa-rasanya tidak terbantahkan jika kita bicara Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pastilah akan menyebut nama Bank BTN.

Ingat KPR ya ingat BTN, ingat BTN ya pasti ingat KPR.

Bahkan sempat ada idiom di masyarakat yang menyebut istilah Bayar Tapi Nyicil yang merujuk pembayaran KPR melalui Bank BTN.

Ya begitulah, saking sudah melekatnya dua kata ini, KPR dan BTN, seperti sebuah koin dengan dua sisinya yang sangat unik, ikonik, melekat dan tak terpisahkan.

Sebenarnya, kondisi ini tidaklah mengherankan.

Jika kita setback jauh ke masa lalu, tepatnya pada tanggal 10 Desember 1976, saat Bank BTN untuk pertama kalinya menyalurkan kredit perumahan kepada 9 debitur di daerah Tanah Mas, Semarang, merupakan momen saat pertama kali istilah KPR (Kredit Pemilikan Rumah) diperkenalkan di Indonesia.

Asal tahu saja, Bank yang dulunya bernama Postpaarbank ini, secara resmi mendapatkan amanah dari Pemerintah untuk melayani pembiayaan kredit rumah, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). 

Penugasan tersebut diterima Bank BTN melalui Surat Menteri Keuangan Nomor B-49/MK/I/1974.

Namun dalam perjalanannya, Bank BTN menghadirkan beragam program dan produk tidak hanya KPR Subsidi tapi juga non subsidi serta kredit konstruksi yang mendukung perumahan.

Dijelaskan Nixon, Program KPR ataupun Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) juga selalu disesuaikan dengan segmen masyarakat, misalnya KPR Gaess for Millenial.

Bahkan, program KPR juga dibuat sedemikian rupa sesuai dengan peruntukannya, misalnya ke TNI Angkatan Darat, Peserta BP Jamsostek dan lain sebagainya.

Lebih lanjut, beberapa potensi bisnis juga tengah dijajaki perseroan, mulai dari Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Kredit Agunan Rumah (KAR), Kredit Ringan (Kring) untuk pegawai, dan berbagai kredit lainnya.

Baca Juga :  Indeks Kospi Naik 0,39 Persen

Selain itu, Bank BTN turut berinovasi melalui BTN Mobile untuk menyediakan layanan perbankan lengkap yang mendukung ekosistem perumahan nasional.

“Di segmen syariah, Bank BTN juga berupaya memperkuat bisnisnya dengan menyiapkan berbagai langkah strategis. Melalui BTN Syariah, kami ingin mendukung industri perbankan syariah nasional sehingga dapat memberikan layanan terbaik bagi para nasabah,” bebernya lagi.

Terbaru, Bank BTN, tegas Nixon, mendukung rencana Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang tengah menggodok skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan jangka waktu hingga 35 tahun.

Menurutnya, skema itu bakal menjadi jawaban kemudahan bagi kalangan Milenial dan Gen Z untuk memiliki hunian.

“Skema tersebut akan mempermudah sekaligus meringankan cicilan masyarakat yang ingin memiliki rumah. Apalagi bagi Milenial dan Gen-Z, skema ini akan menjadi jawaban untuk punya rumah sendiri sekaligus sebagai investasi masa depan,” tutur Nixon.

Di kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank BTN, Winang Budoyo juga menyambut positif rancangan skema KPR Flat 35 tahun tersebut.

Winang menilai, adanya program tersebut akan mendongkrak sisi permintaan (demand) karena nasabah akan memiliki cicilan yang lebih rendah.

Dari sisi pembiayaan, tutur Winang, program ini juga perlu didukung dengan skema yang menunjang kemampuan bank untuk menyalurkan pembiayaan.

“Kami melihat opsi suku bunga berjenjang akan menguntungkan bagi pihak nasabah dan bank. Karena secara historis, dalam jangka waktu 10 tahun, kondisi perekonomian nasabah KPR sudah meningkat dibandingkan pada saat pertama kali mengambil KPR,” ujar Winang.

Konon kabarnya, skema KPR Flat 35 tahun tersebut diadopsi dari skema KPR di Jepang yang sukses dengan sistem perumahannya.

Kalau bisa sukses diterapkan di Jepang, tentu tidak ada salahnya juga dicoba di Indonesia, bukan?

Siapa tahu bisa menambal angka kebutuhan rumah (backlog), yang menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Survei Sosial Ekonomi (Susenas) Tahun 2023 masih sebanyak 9,9 juta unit.

Kondisi ini tentu bisa disikapi Bank BTN sebagai panggilan alam dan tugas negara serta menjaga marwah sebagai raja KPR di Bumi Pertiwi.

 


https://pasardana.id/news/2024/1/9/bersiasat-menjaga-marwah-btn-sebagai-raja-kpr-di-bumi-pertiwi/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here