Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (11/12), IHSG ditutup melemah 70,81 poin (-0,99%) ke level 7.088,79.
IHSG melemah disebabkan oleh aksi profit taking pelaku pasar khususnya pada saham-saham big cap yang telah menguat signifikan pada pekan lalu.
Di saat yang sama, nilai tukar rupiah melemah 0,74% terhadap dollar AS seiring aksi jual investor asing sebesar Rp627,35 miliar.
Dari sisi data ekonomi, Indeks Penjualan Riil (IPR) Indonesia (Okt-23) tercatat tumbuh 2,4% yoy.
Dari eksternal, IHK China (Nov-23) kembali tercatat deflasi 0,5% yoy, lebih dalam dari perkiraan (-0,1% yoy).
Di sisi lain, perkembangan terbaru pasar tenaga kerja AS cukup positif.
Data Rata-Rata Pendapatan Per Jam AS (Nov-23) naik 0,4%, di atas ekspektasi (0,3%).
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, tercermin dari DJIA (+0,43%), S&P 500 (+0,39%), dan Nasdaq (+0,20%).
Perhatian investor beralih ke pertemuan suku bunga Federal Reserve mendatang dan data inflasi AS yang dijadwalkan akhir pekan ini.
Meskipun jeda kenaikan suku bunga sudah diperkirakan, angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal.
Lebih dari 50 perusahaan S&P 500 mencapai level tertinggi baru dalam 52 minggu, termasuk Macy’s yang melonjak +19,4% setelah berita tentang kelompok investor mengusulkan tawaran $5,8 miliar untuk menjadikan jaringan department store.
Selain itu, Cigna melonjak +16,6% setelah perusahaan asuransi kesehatan tersebut menghentikan negosiasi untuk mengakuisisi saingannya, Humana, dan memilih untuk mengumumkan program pembelian kembali saham senilai $10 miliar.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Selasa (12/12).
https://pasardana.id/news/2023/12/12/analis-market-12122023-ihsg-diperkirakan-cenderung-tertekan/