Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Dow Jones Industrial Average menutup bulan November yang kuat pada titik tertinggi sejak January 2022 pada level 35950, sekitar 1000 pts lagi menuju titik All Time-High 36952, seiring para investor merayakan data Personal Consumption Expenditures (PCE) index yang menunjukkan Inflasi telah mendingin sesuai perkiraan, bersamaan pula dengan laporan Personal Spending (Oct) yang melunak.
Kedua data di atas kembali mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve sudah dapat mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya.
DJIA memimpin penguatan di hari perdagangan terakhir bulan November dengan kenaikan 1.5%, membawanya naik 8% selama bulan November, yang merupakan bulan terbaiknya sejak Oct 2022.
Performa bullish ini diikuti oleh S&P500 yang melonjak 9% selama bulan Nov, sementara Nasdaq meroket 10.7% ; di mana kedua indeks tsb membukukan kinerja terbaik sejak Juli 2022.
Indeks harga PCE, yang merupakan ukuran Inflasi favorit The Fed, secara bulanan melambat ke laju 0% bulan Oktober, dibandingkan dengan perkiraan 0,1% dan dari 0,4% bulan lalu; secara tahunan turun menjadi 3,4% dari 3,7% pada periode sebelumnya. Sementara itu, Inflasi PCE inti yang diyakini Fed sebagai pengukur yang lebih akurat untuk Inflasi, melambat menjadi 3,5% yoy dari 3,7% di bulan sebelumnya. Laju Inflasi yang melambat terjadi bahkan ketika pasar tenaga kerja terlihat lebih kuat dari yang diharapkan karena klaim pengangguran mingguan ternyata berada di bawah ekspektasi. Pada minggu terakhir yang di-update, Initial Jobless Claims dirilis pada angka 218ribu, lebih kecil dari estimasi 220 ribu walaupun berhasil membesar dari pekan sebelumnya 211 ribu. Imbal hasil obligasi tidak terpengaruh oleh tanda-tanda perlambatan Inflasi, dengan yield US Treasury bertenor 10 tahun naik 7,1 basis poin menjadi 4,339%. Dari sudut data ekonomi, malam nanti AS akan umumkan data PMI mengikuti beberapa negara besar Asia & Eropa yang terjadwal sama pada hari ini.
Presiden Fed New York, Williams mengatakan pada hari Kamis, bahwa siklus kenaikan suku bunga Fed kemungkinan besar telah berakhir, meskipun memperingatkan bahwa jika disinflasi tidak berlanjut, maka bank sentral dapat melanjutkan kenaikan. Pernyataan tersebut muncul menjelang pidato ketua Fed Jerome Powell pada hari Jumat. Fed Chairman diperkirakan akan menyampaikan sebuah pidato lagi pada acara diskusi dengan Presiden Spelman College, Helene Gayle.
Harga Minyak turun dalam perdagangan yang volatile di hari Kamis (31/11/23) setelah anggota OPEC+ setuju untuk menambah pengurangan produksi sukarela, yang mana jumlahnya tidak sesuai dengan ekspektasi.
Anggota OPEC+ di luar Saudi Arabia dan Russia berencana untuk melakukan pemangkasan produksi sukarela tambahan, dengan total sekitar 684.000 barel per hari, yang tidak sesuai dengan ekspektasi sekitar 1 juta barel. Langkah yang tidak biasa ini menunjukkan tanda-tanda potensi perpecahan di dalam grup, di mana rencana pemangkasan sukarela ini diumumkan oleh masing-masing anggota OPEC+, bukan oleh sekretariat. Arab Saudi berjanji untuk memperpanjang pemangkasan sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir kuartal pertama, sementara Rusia mengatakan akan memperdalam pembatasan ekspor minyak mentahnya menjadi 500.000 barel per hari dari 300.000 barel per hari sebelumnya.
MARKET ASIA & EROPA: Korea Selatan menetapkan suku bunga acuan tak berubah di level 3.5% pada kebijakan moneter mereka yang telah di pertahankan selama 8 bulan. Manufacturing PMI China melemah di bawah ekspektasi, belum mampu keluar dari wilayah kontraksi; walau untungnya secara Composite PMI mampu bertahan di level 50.4 dalam area ekspansi. Jerman melaporkan Retail Sales yang membaik di bulan Oct, walau Unemployment Rate di bulan Nov malah bertambah menjadi 5.9%. Eurozone keluarksn perkiraan awal Inflasi Nov yang melandai ke level 2.4% yoy, dan Core CPI diperkirakan mampu mendingin ke ke angka 3.6% yoy. Dari Benua Asia, hari ini Jepang, Korea Selatan, China, dan Indonesia akan serentak merilis angka PMI. Tak lupa para pelaku pasar Indonesia akan fokus pada data Inflasi Nov yang sedianya dirilis sekitar jam 11.00 WIB di mana konsensus perkirakan Inflasi memanas ke level 2,71% YoY dibanding 2,56% pada bulan sebelumnya. Inflasi inti yang kecualikan harga barang volatile seperti bahan makanan dan energi, juga disangka akan menguat ke level 1,97% YoY dari 1,91% pada bulan Oct.
IHSG telah sempat menyentuh area Resistance 7100, yang merupakan titik tertinggi sejak Oct Nov 2022. Performa ciamik juga dinikmati IHSG yang meraup kenaikan 6,6% sepanjang bulan Nov.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas menimbang, target akhir tahun konservatif di sekitar 7130-7150 bisa tercapai lebih cepat dari perkiraan, yang merupakan kabar baik karena dengan demikian menyisakan lebih banyak ruang untuk penguatan lebih lanjut.
‘IHSG diproyeksi Bullish,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Jumat (01/12).
https://pasardana.id/news/2023/12/1/analis-market-01122023-ihsg-diproyeksi-bullish/