Beritamu.co.id – Industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (ILMATE) pada kuartal III 2023 catat pertumbuhan 10% (year on year/yoy) dengan total nilai sebesar Rp159,41 trilliun. Kinerja moncer sektor ini bahkan jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di periode yang sama.
Sebagai informasi, pertumbuhan industri pengolahan atau manufaktur yang sebesar mencapai 5,2% pada kuartal III 2023 tercatat lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 4,9%. Pertumbuhan industri manufaktur sebesar itu ditopang moncernya kinerja sektor ILMATE. Dua sub sektor ILMATE bahkan mampu catat pertumbuhan dua digit.
Direktur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier menyampaikan, pertumbuhan ILMATE yang moncer hingga double digit terjadi sejak kuartal III-2022, sedangkan pertumbuhan ILMATE melesat jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sudah sejak kuartal I-2021.
Disampaikannya, aktivitas industri manufaktur Indonesia saat ini masih dalam fase ekspansi. Ini tercermin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Purchasing Manager’s Index (PMI) yang berada di atas level 50,00 atau ekspansi pada Oktober 2023.
Menurut Taufiek, subsektor ILMATE yang memiliki kinerja kinclong sehingga berperan penting pada pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III-2023, antara lain adalah industri logam dasar, industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik, industri permesinan, serta industri alat angkutan.
“Sektor-sektor ini yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, baik forward maupun backward linkage,” ujarnya.
Taufiek menjelaskan, peningkatan demand baja nasional untuk mendukung pembangunan konstruksi di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri, telah menjadi pemantik bagi tumbuhnya industri logam dasar yang mencapai 10,86 persen (y-on-y).
“Selain itu, peningkatan permintaan ekspor untuk produk logam dasar nickel matte dan ferronickel, juga menjadi salah satu penyebab tumbuhnya industri logam dasar,” ungkapnya. Terlebih lagi program hilirisasi menjadi pemicu pertumbuhan PDRB per kapita provinsi untuk wilayah penghasil nikel seperti Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara yang telah terbukti mengalami pertumbuhan ekonomi jauh di atas rata-rata nasional sejak tahun 2018.
Apabila dilihat dari data ekspor-impor, nilai ekspor sektor industri logam dasar pada kuartal III-2023 menembus USD10,50 miliar atau terkerek naik sebesar 1,72 persen (y-on-y), sedangkan nilai impornya sekitar USD4,89 miliar. “Hal ini mengakibatkan terjadinya surplus neraca perdagangan hingga USD5,61 miliar. Pertumbuhan positif di sektor ini sejalan dengan perbaikan-perbaikan kebijakan di Kemenperin terkait mekanisme smart supply-demand baja nasional,” papar Taufiek.
Berikutnya, industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik tumbuh sebesar 13,68 persen (y-on-y). Melambungnya sektor ini karena juga adanya lonjakan permintaan dari sektor konstruksi yang mengakibatkan peningkatan produksi barang logam di Provinsi Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur.
“Bagi kami, ini sebuah prestasi, di mana industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik pada periode tahun 2017 sampai 2020 tumbuhnya tidak lebih dari 4,5 persen setiap kuartalnya dan cenderung negatif, kini bisa mencapai 13,68 persen. Tentunya prestasi ini adalah buah keberhasilan dari langkah-langkah kebijakan yang nyata dibuat Kemenperin dalampengembangan sektor ILMATE,” imbuhnya.
Sementara itu, kinerja industri alat angkutan melaju hingga 7,31 persen (y-on-y) pada kuartal III-2023. Hal ini karena didorong oleh peningkatan dari permintaan domestik dan luar negeri pada industri otomotif, terutama naiknya produksi sepeda motor.
Kemudian, industri permesinan tumbuh mencapai 1,86 persen (y-on-y) pada kuartal III-2023, yang pada periode sebelumnya sempat mengalami kontraksi sebesar 0,02 persen. Menguatnya kinerja industri permesinan ini karena ditopang peningkatan produksi alat berat, utamanya jenis hydraulic excavator di Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. “Kami optimistis, kinerja pertumbuhan sektor ILMATE yang cemerlang ini dapat memacu peningkatan investasi dan daya saing, termasuk performa ekspor komoditas ILMATE,” pungkas Taufiek.
https://pasardana.id/ditopang-sektor-ilmate-kinerja-industri-manufaktur-mampu-salip-pertumbuhan-ekonomi-nasional/