Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (7/11), IHSG ditutup melemah 35,05 poin (-0,51%) ke level 6.843,79.
IHSG melemah sejalan dengan bursa regional disebabkan oleh aksi profit taking pasca menguat tiga hari perdagangan berturut-turut.
Di saat yang sama, terjadi net foreign sell sebesar Rp419,04 miliar dan melemahnya nilai tukar Rupiah sebesar 0,28% terhadap dollar AS.
Dari eksternal, Bank Sentral Australia (Nov230) memutuskan menaikkan suku bunga menjadi 4,35% (sesuai ekspektasi) dari sebelumnya 4,10%.
Di sisi lain, data neraca perdagangan China (Okt-23) tercatat surplus US$56,53 miliar atau di bawah ekspektasi (US$82 miliar) dan turun dari US$77,71 miliar (Sep23).
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, tercermin dari DJIA (+0,17%), S&P 500 (+0,28%), dan Nasdaq (+0,90%).
Penguatan tersebut membukukan kenaikan tujuh hari berturut-turut dan kenaikan beruntun terpanjang dalam 2 tahun.
Sektor teknologi menjadi sektor dengan kinerja terbaik, dipimpin oleh kenaikan dari Amazon (+2,2%), Apple (+1,4%), Meta (+1%) dan Tesla yang menguat (+1,3%).
Kemudian, Microsoft (+1,1%) menguat selama delapan hari berturut-turut dan mencapai level tertinggi sepanjang masa.
Sebaliknya, sektor energi menjadi sektor yang mengalami penurunan terbesar, karena Exxon Mobil dan Chevron kehilangan lebih dari – 1,6% seiring penurunan harga minyak.
Pedagang terus memantau komentar dari pejabat The Fed untuk mencari petunjuk mengenai jalur masa depan.
Presiden Federal Reserve Chicago, Austan Goolsbee mengatakan, soft landing masih mungkin terjadi.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung mixed. Investor hari ini akan mencermati rilis data Laporan Survei Konsumen Indonesia (Okt-23),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Rabu (08/11).
https://pasardana.id/news/2023/11/8/analis-market-08112023-ihsg-diperkirakan-cenderung-mixed/
