Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, saham-saham AS anjlok pada hari Kamis (26/10/23), terseret oleh saham-saham mega caps teknologi, seiring para investor mencerna ragam pendapatan kuartalan dan tanda-tanda ketahanan ekonomi yang dapat mendorong Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat restriktif lebih lama lagi.
Dow Jones Industrial Average turun 0,76%, S&P 500 turun 1,18%, dan Nasdaq Composite turun 1,76%.
Dari 11 sektor utama di S&P 500, layanan komunikasi mengalami persentase penurunan terbesar dengan turun 2,6%, sementara real estat mengalami kenaikan terbesar, yaitu 2,2% pada sesi tersebut.
Nasdaq, yang didominasi oleh sektor teknologi, mengalami penurunan persentase terbesar, akibat terbebani oleh kelompok saham-saham megacaps yang terdiri dari tujuh saham besar seiring belum jelasnya guidance pendapatan dan skenario suku bunga yang “lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama”. Para analis kini memperkirakan pertumbuhan pendapatan S&P 500 secara year-on-year berada di angka 2,6%, sebagaimana dilaporkan oleh LSEG. Sejumlah data ekonomi dirilis lebih kuat dari perkiraan, termasuk yang paling jadi sorotan adalah lonjakan GDP kuartal 3 yang tumbuh 4,9% qoq (3.5% yoy, melampaui ekspektasi 2.5%) , merupakan angka tertinggi dalam hampir 2 tahun terakhir, menambah kekhawatiran investor akan ketatnya kebijakan moneter The Fed. Ditambah lagi, Durable Goods Orders (Sept.) mengalami peningkatan signifikan 4.7% mom, dibanding prediksi 1.7% dan kondisi minus 0.1% pada bulan sebelumnya. Pending Home Sales pun menunjukkan pertumbuhan masif, dari -7.1% pada bulan Agustus menjadi positif 1.1% di bulan September. Bagaimana dengan data ketenagakerjaan yang juga jadi ukuran penting ke mana trend Inflasi AS bergerak? Initial Jobless Claims pada pekan lalu terdata 210 ribu, memang sedikit lebih tinggi dibanding estimasi 208 ribu & 200 ribu dari pekan sebelumnya.
DATA EKONOMI AS: Malam ini sekitar pukul 19.30 WIB para pelaku pasar akan memantau ketat PCE (Personal Consumption Expenditure) Price Index (Sept.) yang akan jadi masukan penting menjelang keputusan FOMC Meeting 1-2 November mendatang. Pada penghujung pekan ini, pandangan Univ. of Michigan mengenai Ekspektasi Inflasi & Sentimen Konsumen akan jadi bahan pertimbangan dalam memandang ke mana arah optimisme kondisi ekonomi ke depannya.
MARKET EROPA: European Central Bank mengerem laju suku bunga untuk pertama kalinya setelah menaikkan sebanyak 10x sejak Juli 2022. Suku bunga acuan ECB ditahan tetap di 4.5% (sesuai ekspektasi). Adapun Eurozone akan menggelar perhelatan EU Leaders Summit pada hari ini yang akan membahas sejumlah issue penting yang tengah memanas di wilayah Eropa, baik dari sisi geopolitik maupun finansial.
Sesuai prediksi, IHSG lanjutkan konsolidasi namun kali ini menjebol Support dari level previous Low 6730. Hal ini kembali membuka resiko penurunan lebih lanjut, yang paling ekstrem adalah kembali kepada level Support yang paling mumpuni dan telah terbukti kekuatannya sepanjang tahun, secara rebound kerap terjadi di sekitar level 6600-6550.
Walau telah mulai terdeteksi limited downside potential, analis NH Korindo Sekuritas tetap menyarankan para investor/trader untuk mempertahankan sikap WAIT & SEE sejenak lagi di penghujung minggu ini.
Menarik untuk mulai perhatikan level Support ekstrem dari saham-saham incaran portfolio, namun lakukan positioning dengan money-management yang ketat.
“IHSG diproyeksi bergerak Sideways cenderung Bearish,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Jumat (27/10).
https://pasardana.id/news/2023/10/27/analis-market-27102023-ihsg-diproyeksi-bergerak-sideways-cenderung-bearish/