Beritamu.co.id – PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (IDX: NSSS) menderita rugi sedalam Rp34 miliar dalam sembilan bulan tahun 2023, atau memburuk dibanding periode sama tahun 2022 yang membukukan laba bersih sebesar Rp64,598 miliar.
Akibatnya, akumulasi rugi atau defisit kian dalam 8,9 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp416,3 miiliar pada akhir September 2023.
Padahal, penjualan tumbuh 3,2 persen secara tahunan menjadi Rp892,02 miliar pada akhir September 2023.
Penopangnya, penjualan CPO meningkat 0,53 persen menjadi Rp749,16 miliar.
Bahkan, penjualan TBS melonjak 222 persen menjadi Rp71,8 miliar. Tapi penjualan PK turun 27 persen menjadi Rp70,8 miliar.
Sayangnya, beban pokok penjualan membengkak 37,9 persen secara tahunan menjadi Rp716,47 miliar pada akhir September 2023.
Pemicunya, biaya bahan baku yang digunakan naik 48,3 persen menjadi Rp138,89 miliar.
Senasib, upah langsung dan bahan pembantu melonjak 45,7 persen menjadi Rp322,34 miliar.
Akibatnya, laba kotor anjlok 49,2 persen secara tahunan menjadi Rp175,54 miliar pada akhir September 2023.
Sedangkan laba usaha, turun 54,1 persen secara tahunan menjadi Rp117,58 miliar pada akhir 2023.
Namun beban keuangan mencapai Rp126,62 miliar pada akhir September 2023, dampaknya, emiten sawit itu menderita rugi sebelum pajak penghasilan badan sebesar Rp7,7 miiar.
Terlebih, beban pajak penghasilan mencapai Rp26,22 miliar, sehingga NSS menderita rugi periode berjalan Rp34 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal III 2023 tanpa audit yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/10/2023).
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 3,8 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp2,498 triliun pada akhir September 2023.
Pada sisi lain, total ekuitas meningkat 63,8 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp1,026 triliun pada akhir September 2023.
https://pasardana.id/news/2023/10/24/nsss-derita-defisit-rp416-miliar-pada-akhir-september-2023/