Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (20/10), IHSG ditutup menguat +2,74 poin (+0,04%) ke level 6.849,17.
IHSG bergerak mixed seiring berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan net foreign sell sebesar Rp288,41 miliar di pasar saham domestik.
Investor masih terus mencermati perkembangan eskalasi geopolitik (Israel-Hamas, Rusia-Ukraina), lonjakan harga komoditas minyak mentah, dan arah kebijakan moneter The Fed.
Sebelumnya, People’s Bank of China (PBoC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 3,45% (sesuai ekspektasi).
Sebagai catatan, sepekan terakhir IHSG melemah -1,12% dengan net foreign sell sebesar Rp3,28 triliun.
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup melemah, tercermin dari DJIA (-0,86%), S&P 500 (-1,26%), dan Nasdaq (- 1,53%).
Indeks saham utama AS ditutup di wilayah negatif pada hari Jumat, karena meningkatnya uncertainty di Timur Tengah, kenaikan imbal hasil dan rilis pendapatan emiten beragam membebani sentimen pasar.
Imbal hasil Treasury tetap tinggi, dengan imbal hasil 10-tahun sedikit turun setelah melewati angka 5%.
Pernyataan Powell juga menunjukkan bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil pada pertemuan berikutnya, namun juga mengisyaratkan bahwa perekonomian yang lebih kuat dapat menyebabkan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Sebagai catatan, sepekan terakhir DJIA (-1,61%), S&P 500 (-2,39%), dan Nasdaq (-3,16%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan,” sebut analis FAc Sekuritas dalam riset Senin (23/10).
https://pasardana.id/news/2023/10/23/analis-market-23102023-ihsg-cenderung-tertekan/