
Beritamu.co.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ad-interim, Erick Thohir menyampaikan, volume sampah di darat dan lautan mengalami peningkatan pesat selama beberapa tahun terakhir.
Oleh karena itu, negara-negara di Asia Tenggara perlu berkolaborasi dalam menangani permasalahan sampah, termasuk sampah plastik di lautan, karena masih terdapat banyak kendala di lapangan, seperti pembiayaan dan juga infrastrukturnya.
“Negara-negara anggota ASEAN dalam menangani sampah masih menghadapi kendala, seperti kapasitas pembiayaan dan infrastruktur. Namun, saya yakin kita semua sedang bekerja keras untuk mencari solusi permasalahan sampah ini,” ujarnya lewat video sambutan dalam acara “ASEAN Conference on Combatting Plastic Pollution” (ACCPP) di Jakarta, Selasa (17/10) lalu.
Erick mengatakan, enam negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Singapura menghasilkan total 243 juta ton sampah pada 2016.
Sementara itu, lanjut Erick, Asia Tenggara memiliki rencana aksi regional sampah laut dan kerangka ekonomi sirkular bagi komunitas ekonomi Asia.
Inisiatif ini juga harus menjadi kekuatan bagi Asia Tenggara untuk bekerja secara kolaboratif dalam menangani polusi plastik.
“Dengan menggunakan momentum ini, saya ingin menekankan pentingnya resolusi Majelis Lingkungan Hidup PBB untuk mulai menegosiasikan instrumen internasional yang mengikat secara hukum untuk mengakhiri polusi plastik, termasuk dalam lingkungan laut atau perjanjian plastik,” kata Erick.
Menurut Erick, konferensi ini menjadi momentum yang baik untuk saling berbagi semangat dalam mengembangkan komunalitas di antara negara-negara anggota Asia Tenggara menuju perundingan perjanjian plastik global.
Dia menegaskan, komitmen Pemerintah Indonesia dalam menghadapi kompleksitas permasalahan penanganan polusi plastik laut sejak 2018 yang menargetkan pengurangan sampah plastik laut sebesar 70 persen pada 2025.
“Kami bangga dalam empat tahun terakhir, mulai 2018 hingga 2022, telah berhasil mengurangi sekitar 36 persen aliran sampah plastik ke laut. Upaya kami berada pada jalur yang tepat untuk mencapai pengurangan sebesar 40 persen pada akhir 2023,” tukasnya.
Meski begitu, Erick menyadari masih banyak kerja keras yang harus dilakukan untuk mencapai target ambisius dalam dua tahun ke depan.
Untuk itu, memperkuat kolaborasi berbagai pihak dan dukungan negara mitra merupakan hal yang sangat penting.
Erick pun optimis, lewat kerja sama antarnegara-negara Asia Tenggara ini dapat menyediakan lingkungan yang sehat bagi generasi masa depan untuk hidup.
“Bersama-sama kita dapat membuat perbedaan yang berarti,” pungkas Erick.
https://pasardana.id/news/2023/10/19/erick-thohir-ajak-negara-asean-perkuat-kolaborasi-tangani-sampah-laut/