Beritamu.co.id-Indonesia terpilih menjadi tuan rumah IFTA (International Federation of Technical Analyst) 2023, yang mana akhirnya pada tahun ini, untuk pertama kali nya Indonesia melalui AATI (Asosiasi Analis Teknikal Indonesia) menjadi tuan rumah sebagai wujud nyata bahwa perekonomian serta investasi Indonesia disambut hangat dan diakui oleh kalangan investor dan pemerhati ekonomi dunia.
“Para analis teknikal Indonesia sejauh ini cukup on the track dan mungkin sudah diatas rata-rata secara keilmuan nya, bisa kita lihat ada 7 pembicara dari Indonesia di event ini,” ujar Indrawijaya Rangkuti, Conference Director IFTA 2023, yang juga salah satu Board of Director IFTA kepada Media, Jumat (13/10/2023).
Acara IFTA 2023 tersebut juga dihadiri oleh Diaz Hendropriyono selaku staf khusus presiden Indonesia, dan Bapak Hilmar Firdaus MA, Ph.D selaku Dirjen Kebudayaan menyambut delegasi IFTA di Indonesia.
“Kehadiran Diaz Hendropriyono kemarin dalam International Federation of Technical Analyst (IFTA) 2023 mengindikasikan apresiasi bahwa ilmu Technical Analysis diakui oleh negara dimana Diaz Hendropriyono menjadi perwakilan dari Presiden,” ungkap Indrawijaya.
“Pasca acara ini diharapkan iklim ekonomi dan image investasi tanah air terus dijaga dengan baik, agar bisa berjalan beriringan dengan meningkatnya kemampuan analis juga trader pasar modal dan derivatif Indonesia secara internasional,” tambahnya.
Indrawijaya menambahkan, bahwa prospek ekonomi Indonesia ke depan baik secara tidak langsung atau secara langsung akan lebih baik, maka dari itu technical analysis bisa menjadi suatu disiplin ilmu penting dalam menentukan keputusan dalam kebijakan ekonomi.
“Lalu kedua, kemampuan meminimalisir tingkat resiko yang dimana kelebihan TA mampu mengukur pasar secara efisien dan efektif. Kedepannya sudah pasti technical analysis akan menjadi disiplin ilmu wajib dalam menganalisa dan mengambil keputusan transaksi keuangan dan kebijakan ekonomi,” jelasnya.
Untuk diketahui, acara IFTA yang telah digelar di Jakarta Indonesia kali ini dihadiri oleh puluhan analis teknikal terkemuka dari luar dan dalam negeri untuk mengikuti konferensi internasional.
Sejak 1988, setiap tahunnya IFTA (International Federation of Technical Analyst) memilih dengan ketat negara yang akan menjadi tuan rumah International conference tersebut.
Dalam acara yang telah berlangsung 5-7 Oktober 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta conference tersebut mengusung tema “Unify The Diversity Towards Alpha”, dimana lebih dari 90 anggota dari berbagai negara berkumpul untuk berdiskusi, berbagi wawasan dan keahlian mereka dalam menghadapi situasi dunia keuangan yang berubah dengan cepat saat ini.
Indrawijaya menambahkan, bahwa analisis teknikal basic mampu mendeteksi pergerakan trend pasar, bullish (naik), bearish (turun), dan sideways (datar), sebelum pergerakan pasar itu terjadi.
“Lalu di event Conference ini kita bisa lihat dari para speakers mempresentasikan bagaimana mengscale up disiplin ilmu technical analysis yang mampu melakukan Asset Location, mencari Alpha, membuat AI (Artificial Intelligent) bekerja dengan efektif dan efisien,” ujarnya.
“Ini sangat berpotensi untuk kalangan muda atau gen Z di tengah perkembangan zaman dan teknologi yang terus melaju,” tambah Indrawijaya.
Adapun Investasi saham & pasar derivatif cukup sangat populer akhir-akhir ini, hal itu dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya potensi keuntungan yang tinggi, mudah untuk di akses. Namun, keuntungan yang tinggi tentunya disertai risiko yang tinggi.
“Maka, seorang investor atau trader, sangat penting untuk memiliki ilmu pengetahuan dalam melakukan analisis saham & pasar derivative untuk meminimalisir resiko & memaksimalkan keuntungan (capital gain),” jelasnya.
Dewasa ini, Analisis yang umumnya digunakan oleh para investor maupun trader adalah analisis fundamental dan teknikal.
Secara umum, analisis fundamental digunakan untuk mengetahui tentang dasar-dasar ekonomi, neraca, laporan laba rugi, dan sebagainya.
Analisis teknikal berkaitan dengan mempelajari kinerja sejarah pergerakan harga dengan mengukurnya kepada pergerakan harga di masa depan.
Bagi investor, technical analysis adalah pendekatan yang tepat untuk mengukur sentimen keseluruhan pasar.
Sebab, analisis teknikal adalah visualisasi atau pendekatan matematis dari aksi jual-beli yang dilakukan pelaku pasar secara keseluruhan. Nah, pelaku pasar lain bisa menggunakan informasi-informasi tersebut untuk memilih keputusan dan mencari potensi profit dalam trading. Sehingga, memahami analisis teknikal bukanlah memahami ilmu sulap.
Sesuai ucapan terkenal dari Benjamin Graham, “Pasar adalah mesin voting di jangka pendek, namun menjadi mesin penimbang dalam jangka panjang.”
Technical analysis adalah metode yang berguna untuk memeriksa sentimen pasar dalam jangka panjang, Menengah, dan pendek.
Pada kesempatan tersebut, Diaz Hendropriyono selaku Staf Ahli Presiden juga mengapresiasi bahwa ilmu Technical Analysis bisa menjaga satu disiplin ilmu.
Ekonomi Indonesia yang mulai mengalami rebound pasca covid mengantar tingkat volume transaksi dan investor khususnya ritel itu bertambah di saat tidak ada kepastian, orang menggunakan Technical Analysis sehingga berdampak positif di mana negara lain ekonominya minus, Indonesia bisa tumbuh 5% sendiri.
Lebih jauh, nama-nama besar seperti John Bollinger.,CFA.,CMT., penemu indikator analisis teknikal terkenal Bollinger Band, Darryl Guppy, penemu dari Guppy Multiple Moving Averages atau Guppy MMA, Julius De Kempenaer penemu Relative Rotation Growth (RRG), Giovanni Trombetta (Quant Analyst), Wieland Arlt, CFTe., Presiden International Federation of Technical Analysts (IFTA) menjadi pembicara dari konferensi tersebut.
Untuk kedepannya IFTA berharap bahwa Technical Analyst menjadi salah satu disiplin ilmu untuk mengambil kebijakan ekonomi dan keputusan bertransaksi di Indonesia tapi juga dari berbagai negara lainnya.
Ilmu Analisis teknikal di dunia saat ini terus berkembang dan masih terus digunakan baik oleh trader ritel maupun institusional.
https://pasardana.id/news/2023/10/13/ifta-2023-angkat-potensi-analisa-teknikal-untuk-melihat-prospek-ekonomi-kedepan/