Beritamu.co.id – Senior Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto mengungkapkan, peningkatan harga komoditas dunia termasuk CPO dan minyak dunia, berpotensi menyebabkan kenaikan inflasi global.
Hal ini juga akan sangat berdampak kepada negara-negara maju yang saat ini masih berusaha untuk menurunkan inflasi.
“Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang dinilai sukses meredam inflasi sedangkan pengendalian inflasi masih menjadi isu utama negara-negara maju saat ini, seperti AS, Inggris, dan negara-negara Euro Zone. Masih tingginya inflasi di masing-masing negara saat ini, yang juga dapat diperburuk oleh kenaikan harga komoditas dan minyak dunia, dapat berdampak kepada arah kebijakan moneter di negara-negara tersebut,” terang Rully di acara Media Day: September 2023 bertema ‘Heatwaves in the Market: High Fed Fund Rate and El Niño Impact to Commodities’, hari ini, 12 September 2023.
Meski demikian, lanjut Rully, Indonesia diprediksi masih dapat meredam laju inflasi, yang diprediksi akan berada pada 5,25% hingga akhir tahun.
Masih terbuka kemungkinan, bank sentral AS akan menaikkan kembali kebijakan suku bunga mereka atau FFR guna mengatasi inflasi yang masih berada jauh di atas target.
“Kondisi ini diprediksi masih akan memicu volatilitas pasar global, yang juga akan berdampak kepada pasar finansial di Indonesia,” jelas Rully.
Selain itu, sambungnya, tekanan terhadap Rupiah masih akan tetap tinggi, apalagi disertai dengan sentimen negatif terhadap emerging market.
Hal ini disebabkan memburuknya kondisi ekonomi Tiongkok.
Di sisi lain, dalam memitigasi risiko tekanan terhadap Rupiah, BI bersama pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan untuk memperkuat sektor finansial di dalam negeri dan sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap USD sehingga dapat memitigasi risiko fluktuasi di masa yang akan datang.
https://pasardana.id/news/2023/9/12/indonesia-diprediksi-masih-dapat-meredam-laju-inflasi-5-25-persen-hingga-akhir-tahun/