Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (14/7), IHSG ditutup menguat 59,36 poin (+0,87%) ke level 6.869,57.
IHSG melanjutkan penguatan seiring terus berlanjutnya net foreign buy sebesar Rp 622,11 miliar dan nilai tukar rupiah menguat 0,22% menjadi Rp14.945 (JISDOR).
Kemudian, Survei Kegiatan Dunia Usaha (Q2-23) mencatat nilai Saldo Bersih Tertimbang/SBT (Q2-23) sebesar 16,62%, lebih tinggi dari SBT 11,05% (Q1-23).
Di saat yang sama, rilis Prompt Manufacturing Index (PMI) Indonesia (Q2-23) tercatat sebesar 52,39%, lebih tinggi dari 50,75% (Q1-23).
Sebagai catatan, sepekan terakhir IHSG menguat +2,28% dengan net foreign buy sebesar Rp1,18 triliun.
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup variatif tercermin dari DJIA (+0,33%), S&P 500 (-0,10%), dan Nasdaq (- 0,18%).
DJIA menguat didorong lonjakan saham UnitedHealth (+7,2%), kemudian S&P 500 dan Nasdaq kompak terkoreksi.
Pendapatan bank besar datang lebih kuat dari perkiraan, termasuk JPMorgan Chase, Wells Fargo dan bank Citigroup.
Di sisi lain, saham State Street (-12%) dan BlackRock (-1,6%). Sebagai catatan, sepekan terakhir DJIA (+2,30%), S&P 500 (+2,42%), & Nasdaq (+3,32%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG berpeluang terjadi profit taking pasca penguatan yang cukup signifikan pekan lalu. Investor hari ini akan mencermati rilis data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) Mei 2023,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (17/7).
https://pasardana.id/news/2023/7/17/analis-market-1772023-ihsg-berpeluang-terjadi-profit-taking/
